Sederet Fakta Teratas Mengenai Kelaparan di Indonesia

Sederet Fakta Teratas Mengenai Kelaparan di Indonesia – Indonesia merupakan negara yang sudah membuat langkah besar dalam memerangi kelaparan. Negara di Asia Tenggara ini terdiri dari ratusan pulau vulkanik, sehingga rentan terhadap bencana alam seperti angin topan dan gempa bumi. Program pemerintah telah memberikan sumber daya kepada mereka yang membutuhkan bantuan, dan ada banyak hal positif dalam daftar beberapa fakta teratas mengenai kelaparan di Indonesia.

1. Meskipun persentase orang yang terdaftar di sekolah dasar telah meningkat hampir 100 persen di daerah perkotaan, angka ini tetap di bawah 60 persen di daerah pedesaan di Indonesia. Program makanan ditawarkan di beberapa sekolah dasar, dan pada tahun 2017, Indonesia mendirikan Program Makanan Sekolah Indonesia (Pro-GAS) untuk menyediakan sarapan sehat bagi 100.000 anak di 11 kabupaten di negara ini. https://www.premium303.pro/

Sederet Fakta Teratas Mengenai Kelaparan di Indonesia

2. Tingkat kemiskinan di Indonesia terus menurun, dari 24 persen penduduk mengalami kemiskinan, turun menjadi 11,3 persen pada tahun 2014. Namun, 43,5 persen penduduk masih hidup dengan kurang dari $2 per hari.

3. Tingkat nutrisi yang tepat agak mengalami stagnasi sejak 2007, dengan tingkat pengerdilan 37 persen secara nasional, menurut UNICEF. Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi. Pemerintah Indonesia sangat menyadari masalah kesehatan yang terkait dengan stunting, karena wakil presiden negara tersebut memberlakukan Strategi Nasional untuk Mempercepat Pencegahan Stunting pada tahun 2017. Strategi tersebut akan menjanjikan $14.6 miliar untuk menyatukan intervensi gizi prioritas yang mencakup pengukuran kerawanan pangan, keragaman makanan dan imunisasi dasar.

4. Meskipun demikian, ketersediaan buah dan sayuran hampir dua kali lipat dari tahun 1990 hingga 2013. Lonjakan produksi ini sebagian dapat diakreditasi oleh program pemerintah yang dikenal sebagai Good Agricultural Practices atau Indo-GAP. Program ini memberikan pendidikan yang lebih baik kepada petani tentang metode pertanian yang aman dan efektif, sementara juga menyediakan sumber daya seperti tanah dan pupuk.

5. Stunting akibat gizi buruk juga berdampak pada PDB Indonesia yang mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar 2-3 persen. Anak-anak yang tumbuh dengan stunting cenderung kurang terdidik dengan baik, lebih kecil kemungkinannya untuk bekerja di tenaga terampil, serta memiliki pencapaian pendapatan yang lebih rendah. Faktor-faktor kekurangan gizi ini mempengaruhi perekonomian karena hilangnya produktivitas secara keseluruhan.

6. Fluktuasi harga pangan juga berkontribusi terhadap kelaparan di Indonesia. Diperkirakan tingkat inflasi pangan meningkat sebesar 12,77 persen dari tahun 1997 hingga 2018. Hal ini dapat dikaitkan dengan kenaikan biaya energi, dengan harga energi yang naik 28 persen antara tahun 2008 dan 2011. Harga komoditas pertanian juga naik 17 persen dari tahun 2008 ke 2011. Sementara harga pangan yang lebih tinggi memungkinkan petani untuk membuat lebih banyak keuntungan, hal itu berdampak negatif bagi orang-orang yang hidup dalam kemiskinan yang bergantung pada harga pangan yang rendah.

Sederet Fakta Teratas Mengenai Kelaparan di Indonesia

7. Indonesia’s Millenium Development Goals (MDGs), yang dijanjikan pada KTT Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2000, adalah kemitraan global yang berkomitmen dalam memerangi kemiskinan dan kelaparan global dengan batas waktu 2015. Indonesia mencapai tujuan nomor satu untuk mengurangi separuh jumlah orang yang tinggal di kelaparan antara tahun 1990-2015. Prevalensi gizi buruk menurun dari 19,7 persen pada 1990-1992, menjadi 7,6 persen pada 2014-2016.

8. Indonesia rawan bencana alam karena terletak di Cincin Api Pasifik. Gempa bumi sering terjadi karena aktivitas tektonik yang tinggi. Letusan gunung berapi, tsunami dan banjir juga mempengaruhi negara. Gempa bumi berkekuatan 6,9 SR di kota Lombok pada Agustus 2018 mengakibatkan 565 korban jiwa. Bencana seperti ini menyebabkan kelaparan karena ketahanan pangan dan tanah hancur dalam prosesnya.

9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Pemerintah Indonesia ditetapkan pada tahun 2015, dengan tujuan untuk meningkatkan gizi dan kualitas pangan, serta mengurangi dampak negatif bencana alam terhadap ketahanan pangan. Tujuan jangka panjang dari program ini adalah untuk membantu 9 juta orang mencapai ketahanan pangan pada tahun 2020.

10. Salah satu program subsidi pemerintah yang bermanfaat dalam mengatasi kelaparan adalah Raskin, sebuah program yang didirikan pada tahun 1998 yang memungkinkan keluarga berpenghasilan rendah untuk membeli 15kg beras dengan harga 20 persen dari harga pasar. Pada 2012, anggaran Raskin sebesar US$1,5 miliar dengan target populasi 17,5 juta rumah tangga.

Isu-Isu Mendesak Yang Harus Ditangani Presiden Indonesia

Isu-Isu Mendesak Yang Harus Ditangani Presiden Indonesia – Pada 10 Februari, Presiden Indonesia Joko Widodo (dikenal sebagai Jokowi) berpidato di parlemen Australia. Indonesia sering disebut sebagai kisah sukses demokrasi Asia Tenggara dan model demokrasi Muslim, namun Indonesia telah bertanggung jawab atas kemunduran yang signifikan terhadap hak asasi manusia dalam beberapa tahun terakhir. Kemunduran ini cukup serius sehingga para pemimpin Australia harus mengajukan beberapa pertanyaan sulit kepada Jokowi selama kunjungannya ke Canberra. Berikut ini adalah beberapa masalah hak asasi manusia saat ini yang harus dimasukkan:

1. KUHP baru Indonesia yang kejam

Isu-Isu Mendesak Yang Harus Ditangani Presiden Indonesia

Indonesia telah berupaya memperbarui KUHP era kolonial selama beberapa dekade. Sekarang parlemen Indonesia sedang membahas rancangan undang-undang baru dengan sejumlah ketentuan bermasalah yang akan menjadi bencana bagi perempuan dan minoritas, dan bagi banyak orang Indonesia pada umumnya. hari88

Kode baru mengusulkan untuk menghukum seks di luar nikah dengan satu tahun penjara dan pasangan yang belum menikah yang hidup bersama dengan enam bulan. Seks konsensual antara orang dewasa seharusnya tidak pernah menjadi kejahatan, dan undang-undang ini akan secara tidak proporsional mempengaruhi orang-orang lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Meskipun tidak menyebutkan perilaku sesama jenis, hubungan sesama jenis tidak diakui secara hukum di Indonesia, sehingga secara efektif akan mengkriminalisasi semua perilaku sesama jenis.

Kode tersebut juga akan mengkriminalisasi penyebaran informasi tentang kontrasepsi serta mengkriminalisasi beberapa aborsi. Ini akan memperluas undang-undang penodaan agama, yang telah digunakan untuk menargetkan minoritas agama.

Sementara Jokowi menunda pemungutan suara menyusul protes massal terhadap undang-undang yang diusulkan tahun lalu, ia harus menunjukkan kepemimpinan dalam memastikan bahwa ketentuan yang melecehkan dihapus. Ketentuan-ketentuan ini tidak hanya melanggar kewajiban hak asasi manusia Indonesia, tetapi juga akan memicu kebencian dan diskriminasi terhadap kelompok tertentu.

2. Meningkatnya diskriminasi dan serangan terhadap kaum LGBT

Sementara beberapa gay dan lesbian Australia mungkin tidak berpikir dua kali untuk mengunjungi Bali untuk liburan, mereka harus khawatir dengan meningkatnya retorika kebencian, diskriminasi dan kekerasan terhadap orang-orang LGBT di Indonesia. Sejak awal 2016, politisi Indonesia, pejabat pemerintah, dan kantor negara telah mengeluarkan pernyataan anti-LGBT, menyerukan segala sesuatu mulai dari kriminalisasi hingga “penyembuhan” untuk homoseksualitas, hingga penyensoran informasi tentang orang-orang LGBT dan pelaporan positif tentang kegiatan mereka.

Kegagalan pemerintah untuk menghentikan penggerebekan yang sewenang-wenang dan melanggar hukum oleh polisi dan militan Islamis pada pertemuan pribadi LGBT telah secara efektif menggagalkan upaya penjangkauan kesehatan masyarakat ke populasi yang rentan. November lalu, ombudsman Indonesia mengungkapkan bahwa sejumlah kementerian secara terbuka mendiskriminasikan orang-orang LGBT dalam posting pekerjaan, dengan mengatakan bahwa pelamar “tidak boleh cacat mental dan tidak menunjukkan orientasi seksual atau penyimpangan perilaku.”

3. Tidak ada akses PBB untuk West Papua

Isu-Isu Mendesak Yang Harus Ditangani Presiden Indonesia

Pernyataan Pemimpin Forum Pulau Pasifik 2019, yang ditandatangani oleh semua negara Pasifik termasuk Australia, menyatakan keprihatinan tentang “peningkatan kekerasan yang dilaporkan dan tuduhan berlanjutnya pelanggaran hak asasi manusia di Papua Barat (Papua)” dan mendesak pemerintah Indonesia untuk menghormati janji Jokowi pada 2018 untuk mengizinkan Kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk mengunjungi kedua provinsi dan melaporkan situasinya sebelum pertemuan para pemimpin Forum Pulau Pasifik berikutnya tahun ini.

Tetapi Kantor Hak Asasi Manusia PBB masih belum memiliki akses ke Papua Barat. Dan protes dan kekerasan tahun lalu, di mana setidaknya 53 orang, baik orang Papua maupun pendatang dari bagian lain Indonesia, tewas dan ratusan lainnya terluka, membuat kunjungan itu semakin mendesak. Estimasi kematian yang tepat sulit dilakukan karena akses ke Papua terbatas.

Pihak berwenang Indonesia telah menahan dan mendakwa sedikitnya 22 orang atas tindakan damai kebebasan berekspresi, terutama karena mengibarkan bendera Bintang Kejora pro-Papua atau berbicara tentang “kemerdekaan Papua Barat” di depan umum. Mereka didakwa dengan makar (makar) dan menghadapi hukuman 20 tahun penjara.

4. Meningkatnya intoleransi beragama

Undang-undang penodaan agama di Indonesia menghukum penyimpangan dari prinsip utama enam agama yang diakui secara resmi di Indonesia, Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu, dengan hukuman penjara hingga lima tahun. Undang-undang penodaan agama secara mengkhawatirkan digunakan untuk tujuan politik dan untuk menargetkan minoritas agama.

Korban hukum yang paling terkenal adalah mantan Gubernur Jakarta, Basuki Purnama (Ahok), yang pada tahun 2017 dijatuhi hukuman dua tahun penjara karena diduga mencemarkan nama baik Islam dalam pidatonya kepada para nelayan di Kepulauan Seribu, dekat Jakarta. Baru-baru ini, seorang wanita dijatuhi hukuman 18 bulan penjara karena mengeluh tentang tingkat pengeras suara masjid.

Ini adalah salah satu dari sejumlah tanda mengkhawatirkan dari upaya pemerintah yang semakin meningkat untuk memaksakan konservatisme agama. Pemerintah tingkat lokal dan provinsi di setidaknya lima provinsi telah mengeluarkan keputusan yang mewajibkan perempuan dan anak perempuan untuk mengenakan jilbab di gedung-gedung sipil, universitas dan sekolah. Sekolah telah memberlakukan peraturan ini di lebih dari selusin provinsi, bahkan pada siswa non-Muslim.

Pembunuh Berantai Indonesia Yang Paling Menakutkan

Pembunuh Berantai Indonesia Yang Paling Menakutkan – Kasus pidana di Indonesia yang memakan begitu banyak korban termasuk dari pelaku pembunuhan berantai Indonesia. Sebagian besar korban mereka tidak bersalah, dan mereka bahkan bisa menjadi seseorang yang tidak memiliki hubungan apapun dengan pelakunya. Itu membuat semakin takut mendengar cara mereka membunuh korbannya.

Sebagian besar kasus pembunuhan berantai di Indonesia melakukan kejahatan mereka secara sadar. Mereka bahkan mengakui kejahatan mereka dengan polos tanpa merasa bersalah. Tingkah laku psikopat itu membuat warga Indonesia tergila-gila. Karena itu, jika mereka dijatuhi hukuman mati, orang-orang pada umumnya tahu betul alasannya. https://3.79.236.213/

Kali ini, artikel ini memiliki beberapa daftar pembunuh berantai Indonesia dari waktu ke waktu yang ada di Indonesia. Sebagian besar dari mereka pernah dipenjara dan dieksekusi, tetapi kisah mereka membuat kita semakin ketakutan dengan perasaan merinding.

1. Robot Gedek

Pembunuh Berantai Indonesia Yang Paling Menakutkan

Di era 90-an, warga negara Indonesia dihebohkan dengan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Robot Gedek. Nama aslinya adalah Siswanto yang lahir pada tahun 1963 dan mengaku sebagai psikopat tunawisma pembunuhan berantai. Namanya menjadi orang yang paling menakutkan untuk didengar antara tahun 1994 hingga 1996.

Robot Gedek populer karena pembunuhan berantainya dengan membunuh 12 anak berusia antara 12 hingga 15 tahun. Psikopat terburuk ini tidak hanya membunuh tetapi juga meminum darah mereka dan mengumpulkan tubuh mereka. Ia bahkan berusaha menghilangkan barang bukti dengan memutilasi korbannya di setiap bagian dan membuangnya di kawasan Pondok Kopi, di Jakarta Timur.

Robot Gedek akhirnya ditangkap pada Juli 1996 dan meninggal sebelum dieksekusi oleh penjara Nusa Kambangan pada 2007. Dia ingat penjahat paling terkenal di Indonesia sampai sekarang.

2. Ahmad Suradji

Ahmad Suradji menjadi pembunuh berantai terburuk di Indonesia yang menewaskan sekitar 42 wanita. Dia membunuh korbannya untuk beberapa alasan perdukunan yang tidak dapat diterima secara logis.

Istrinya membantunya sehingga dia ditangkap dan mendapat hukuman seumur hidup di penjara. Dia dieksekusi mati sebagai salah satu jenis hukuman di Indonesia pada tahun 2008 untuk kejahatan terburuknya di Indonesia.

3. Baekuni

Baekuni adalah salah satu pembunuhan berantai terburuk di Indonesia yang membunuh anak-anak dan memutilasi mereka untuk menghilangkan bukti kejahatannya. Polisi mengklaim bahwa dia telah membunuh begitu banyak anak sejak 1993. Pada 2010, dia akhirnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh hakim.

Baekuni tercatat membunuh sekitar 14 anak usia 14 atau 15 tahun. Dia bahkan mengaku kepada hakim dan polisi bahwa dia senang melihat korban mereka disiksa. Awalnya, Babeh divonis seumur hidup pada 6 Oktober 2010 oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur, namun banding ke PT DKI Jakarta yang undang-undangnya meningkat menjadi hukuman mati sebagai salah satu jenis hukum di Indonesia.

4. Ryan Jombang

Ryan Jombang adalah salah satu pembunuhan berantai terburuk di Indonesia, yang membunuh korbannya dan memutilasinya di setiap bagian. Ia tercatat membunuh sekitar 11 orang dan sempat dibawa ke polisi setelah akhirnya ditangkap pada 2008.

Meski Ryan Jombang mengaku gay, tapi ternyata dia juga seorang wanita. Itu masuk akal ketika salah satu korbannya adalah seorang wanita dengan seorang putri. Ia bahkan membunuh keduanya dengan sadis tanpa ampun.

Karena Ryan Jombang terbukti melakukan pembunuhan berantai dan memutilasi sebagian korbannya, Pengadilan Negeri Depok pada 6 April 2009, memvonisnya dengan hukuman mati.

5. Harnoko Dewanto

Pembunuh Berantai Indonesia Yang Paling Menakutkan

Harnoko Dewanto adalah salah satu pembunuh berantai Indonesia terburuk yang menyimpan bukti kejahatannya di Los Angeles, Amerika Serikat. Dia membunuh tiga orang dengan hal bisnis sebagai pemicunya. Dia membunuh korbannya di Amerika tetapi ditangkap di Indonesia dan diproses dengan hukum Indonesia pada tahun 1992 karena orang-orang merasa mereka menghadapi hukum yang menarik di Indonesia. Pengadilan akhirnya menjatuhkan hukuman mati pada tahun 1994 dengan hukum yang tidak biasa di Indonesia.

6. Nyonya Astini

Nyonya Astini adalah salah satu pembunuhan berantai mengerikan di Indonesia yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Dia membunuh tiga orang dari penagih utangnya pada tahun 1996 dan memutilasi tubuh mereka di setiap bagian. Dia akhirnya ditangkap, dan hakim menjatuhkan hukuman mati padanya. Pada tahun 2005, pengadilan mengeksekusinya karena kejahatannya yang mengerikan.

7. Mujianto

Pada 2012, Mujianto ditangkap oleh polisi Jawa Timur karena kejahatan brutalnya. Dia membunuh sekitar 15 orang karena cemburu pada pacarnya.

Kasus ini menjadi kontroversial karena kekhawatiran datang ke komunitas gay di Indonesia. Menghadapi kenyataan menyedihkan bahwa korbannya adalah gay dan disiksa, komunitas gay di Indonesia mengaku ketakutan dengan kasus tersebut.

8. Tubagus Yusuf Maulana

Pada 2007, Tubagus Yusuf Maulana menjadi salah satu pembunuh berantai Indonesia yang menewaskan delapan orang di Lebak, Banten. Dia akhirnya ditangkap pada tahun yang sama dan pengadilan menjatuhkan hukuman mati. Pada 2008, ia meminta hakim untuk mengeksekusinya lebih awal agar pengadilan mengabulkan keinginannya saat itu.

Jakarta Menindak Pelanggar dan Memperpanjang PSBB

Jakarta Menindak Pelanggar dan Memperpanjang PSBB – Jakarta telah menindak ribuan orang dan perusahaan karena melanggar pembatasan sosial skala besar ibukota (PSBB), menjatuhkan sanksi yang berkisar dari surat teguran ke denda, sesuai dengan peraturan gubernur terbaru.

Badan Urusan Umum Jakarta (Satpol PP) telah mengidentifikasi 9.580 pelanggar, kata kepala badan tersebut Arifin.

Dia mengatakan jumlah pelanggar telah dikompilasi sejak 24 April, selama fase kedua PSBB, yang telah dilakukan untuk mengekang transmisi COVID-19.

Jakarta Menindak Pelanggar dan Memperpanjang PSBB

Ibukota mulai menerapkan pembatasan mobilitas pada 10 April dan awalnya dijadwalkan berakhir pada 23 April. Namun, pemerintah sejak itu memperpanjang PSBB dua kali.

Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan Peraturan Gubernur No. 41/2020 tentang sanksi untuk PSBB pekan lalu, memberikan wewenang kepada Satpol PP, bersama dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Jakarta dan Dinas Perhubungan Jakarta, untuk menjatuhkan sanksi kepada pelanggar. www.mustangcontracting.com

“Kami telah memantau sektor penting dan non-esensial. Jumlah pelanggar telah mencapai 6.091 individu, 3.441 bisnis, 31 kantor dan 17 pabrik,” kata Arifin.

Badan tersebut telah menjatuhkan sanksi dalam bentuk surat teguran kepada 8.091 individu dan bisnis, layanan masyarakat untuk 983 individu, penutupan paksa pada 441 bisnis dan denda untuk 110 individu dan bisnis, dengan beberapa pelanggar menerima lebih dari satu sanksi.

Arifin mengatakan bisnis yang ditemukan dalam pelanggaran termasuk lusinan restoran yang menyediakan layanan makan malam dan hotel yang mengadakan pertemuan massal. Mereka telah didenda dan dipaksa untuk menutup sesuai dengan pasal 7 dan 8 dari peraturan gubernur, masing-masing.

“Kami ulangi bahwa kegiatan di area lounge hotel, pusat kebugaran, kolam renang dan restoran tidak diizinkan. Semua fasilitas, kecuali kamar tamu, dibatasi. Jika seseorang ingin makan, makanan harus diantarkan ke kamar mereka,” kata Arifin.

Sementara itu, individu yang melanggar PSBB termasuk mereka yang gagal mematuhi perintah masker wajah wajib di tempat-tempat umum dan melarang pertemuan publik lebih dari lima orang, sebagaimana diatur dalam pasal 4 dan 11 peraturan tersebut.

Orang-orang yang diberi sanksi dengan layanan masyarakat ditugaskan untuk melaksanakan tugas sanitasi publik sambil mengenakan rompi oranye wajib yang dihiasi dengan pelanggar PSBB di bagian belakang.

“Kami tidak lagi menjatuhkan sanksi fisik, seperti push-up, sejak peraturan gubernur dikeluarkan. Hukuman seperti itu tampaknya tidak tepat karena tidak semua pelanggar secara fisik mampu,” kata Arifin.

Dia mengatakan bahwa jumlah pelanggar di fase kedua PSBB telah meningkat tajam sejak periode pertama, mengatakan bahwa Satpol PP baru-baru ini memperkuat pemantauannya di tempat-tempat ramai.

“Kami telah menerapkan langkah-langkah disipliner di pasar tradisional sejak Senin,” katanya. “Kami telah mengerahkan anggota kami ke Tanah Abang untuk menutup bisnis yang tidak penting, khususnya pedagang kaki lima.”

Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengumumkan pada hari Selasa keputusannya untuk memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga 4 Juni meskipun ada rencana pemerintah pusat untuk melonggarkan kebijakan dan memungkinkan bisnis untuk melanjutkan operasi.

Pertama kali diberlakukan pada 10 April, pemerintah Jakarta sebelumnya telah memperpanjang pembatasan untuk 14 hari dari 22 April karena wabah belum mereda pada waktu itu.

Selama konferensi pers, Anies mengatakan dia membuat keputusan setelah studi oleh ahli epidemiologi mengklaim rasio reproduksi COVID-19 di ibukota telah menurun sejak pemerintah pertama kali menerapkan PSBB pada 10 April. Rasio mengacu pada jumlah yang diharapkan dari kasus-kasus yang secara langsung dihasilkan oleh satu kasus dalam suatu populasi yang dianggap rentan terhadap penyakit.

Kebijakan tersebut juga menyebabkan lebih dari 60 persen penduduk kota tinggal di rumah, menurut sebuah studi Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa jumlah kasus baru telah meningkat lagi selama bulan Ramadhan karena orang-orang ditemukan menghabiskan lebih banyak waktu di luar selama siang dan malam hari.

“14 hari ke depan akan menjadi momen yang menentukan bagi kita, apakah jumlah akan naik, mandek atau menurun. Jika kita disiplin dalam tinggal di rumah selama dua hari ke depan, Insya’Allah kita akan berhasil mengendalikan penyebaran COVID-19,” kata Anies.

“Kami telah mengalami banyak kemajuan dalam dua bulan terakhir, tetapi ini belum berakhir. Kami tidak akan meringankan PSBB. “

“Kami berharap ini menjadi periode terakhir PSBB,” kata Anies.

Pemerintah membuat keputusan sementara pemerintah pusat melanjutkan pertimbangannya apakah akan mengurangi pembatasan yang diberlakukan pada beberapa daerah di seluruh negeri. Yang terakhir juga melihat memungkinkan bisnis untuk melanjutkan operasi secara bertahap.

Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan negara mungkin harus belajar untuk hidup dengan COVID-19 karena pemerintah mencari cara untuk membuat orang tetap produktif dan aman dalam skenario normal baru sambil hidup berdampingan dengan penyakit ini.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, yang juga memimpin gugus tugas respon cepat COVID-19 nasional, mengatakan bahwa gugus tugasnya sedang melakukan penelitian dan melakukan survei untuk menentukan waktu terbaik dan sarana untuk melonggarkan pembatasan.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa pemerintah perlu memastikan masyarakat terus mengikuti protokol kesehatan di daerah di mana pembatasan dikurangi.

Sementara mendukung rencana pemerintah untuk membuka kembali ekonomi, para pelaku bisnis dan ekonom memperingatkan bahwa membuat keputusan seperti itu terlalu cepat dapat memicu gelombang kedua infeksi, dan bahwa pemerintah harus ekstra hati-hati dalam mengurangi pembatasan sosial.

Menurut perhitungan resmi pemerintah pada hari Selasa, ada 18.496 kasus yang dikonfirmasi di seluruh negeri dengan 1.221 kematian. Jakarta tetap menjadi pusat dengan 6.155 kasus dan 470 kematian.

Pemerintah Jakarta telah mendenda manajemen restoran McDonald’s di pusat perbelanjaan Sarinah di Jakarta Pusat Rp 10 juta karena melanggar pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan mengizinkan pertemuan ratusan orang pada hari terakhir operasinya.

“Kami memanggil staf manajemen restoran dan mereka secara kooperatif mengakui kelalaian mereka,” kata Kepala Badan Urusan Umum (Satpol PP) Arifin.

Manajemen telah setuju untuk membayar sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Gubernur No. 41/2020 tentang sanksi bagi pelanggar PSBB.

“Baik pemangku kepentingan bisnis dan masyarakat diharapkan untuk mematuhi aturan PSBB dalam upaya untuk menahan penularan virus COVID-19,” tambah Arifin.

McDonald’s Sarinah, cabang pertama rantai makanan cepat saji di Indonesia, tutup setelah hampir tiga dekade beroperasi pada hari Minggu.

McDonald’s Indonesia mengumumkan di media sosial bahwa penutupan outlet andalannya di pusat perbelanjaan akan berlangsung pada hari Minggu pukul 10.05 malam, memicu nostalgia massa dan kunjungan dadakan ke lokasi.

Jakarta Menindak Pelanggar dan Memperpanjang PSBB

Manajemen perusahaan kemudian mengatakan bahwa mereka tidak berharap bahwa ratusan penggemar akan berbondong-bondong membangun restoran di Jl. MH Thamrin pada hari Minggu malam untuk mengucapkan selamat tinggal pada hari terakhirnya.

Video dan gambar dari pertemuan massa itu beredar di media sosial, memicu kritik dan kekhawatiran tentang kemungkinan cluster transmisi COVID-19 yang baru.

Polisi Jakarta, pada awalnya, mengecilkan situasi, dengan juru bicara Yusri Yunus mengatakan, “Itu hanya tindakan spontan untuk mengekspresikan kesedihan mereka.”

Penularan Virus Tidak Akan Berhenti Kecuali 80 Persen Warga Jakarta Tinggal di Rumah

Penularan Virus Tidak Akan Berhenti Kecuali 80 Persen Warga Jakarta Tinggal di Rumah – Jakarta, ibukota Indonesia dan pusat COVID-19, membutuhkan upaya yang lebih besar dan karantina lokal yang ditargetkan untuk menghentikan penularan, kata para pakar.

Gubernur Jakarta Anies Baswedan telah memperpanjang pembatasan sosial skala besar kota (PSBB) hingga 4 Juni dalam upaya untuk sepenuhnya menghentikan transmisi setelah penelitian menemukan bahwa rasio COVID-19 di ibukota telah menurun sejak kebijakan pembatasan diterapkan pada pertengahan Maret. Rasio mengacu pada jumlah orang yang diharapkan satu orang dengan penyakit akan langsung menginfeksi pada populasi yang rentan terhadap penyakit. https://www.mustangcontracting.com/

Sebuah studi oleh para peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menemukan bahwa rasio reproduksi di Jakarta telah menurun dari 4 pada pertengahan Maret menjadi 1,11 pada 17 Mei.

Penularan Virus Tidak Akan Berhenti Kecuali 80 Persen Warga Jakarta Tinggal di Rumah

“Corona virus tidak akan hilang. Tetapi jika kita dapat mengurangi rasio menjadi kurang dari satu, itu akan menyebar jauh lebih lambat. Kita harus melakukan upaya yang lebih besar untuk mencapai itu,” kata Pandu Riono, seorang ahli epidemiologi UI yang terlibat dalam penelitian ini.

Sekitar sebulan sebelum PSBB diberlakukan pada 10 April, pemerintah menutup sekolah dan fasilitas umum dan meminta orang-orang untuk tinggal di rumah.

Kebijakan pembatasan menyebabkan hampir 60 persen penduduk Jakarta tinggal di rumah, menurut tim UI, yang menganalisis data dari COVID-19 Community Mobility Report Google, yang melacak perubahan dalam perilaku perjalanan pengguna Android.

Namun, kasus-kasus baru mulai meningkat lagi selama bulan Ramadhan ketika orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah mereka pada siang dan malam hari, demikian temuan studi tersebut.

“Transmisi COVID-19 tidak akan berhenti kecuali setidaknya 80 persen dari populasi tinggal di rumah,” kata Pandu.

Ia menemukan bahwa mobilitas orang di daerah-daerah tertentu, termasuk di daerah padat penduduk di Petamburan di Jakarta Pusat dan Sunter Agung di Jakarta Utara, lebih tinggi daripada yang lain. Petamburan dan Sunter Utara adalah dua kecamatan dengan kasus terbanyak di ibukota.

“Pemerintah Jakarta perlu fokus pada daerah dengan kepatuhan yang buruk dengan instruksi tinggal di rumah di hari-hari mendatang,” kata Pandu.

Temuan ini sesuai dengan studi terpisah oleh Pusat Studi Metropolitan Universitas Tarumanegara, yang memetakan pola spasial dari penyebaran penyakit.

“Kami menyarankan pemerintah menggunakan tanggap darurat. Daerah dengan jumlah kasus terbanyak harus memiliki prosedur penanganan yang berbeda,” kata Suryono Herlambang, salah satu peneliti.

Jakarta telah melaporkan 6.301 kasus yang dikonfirmasi. Sunter Agung telah mencatat jumlah kasus terbanyak yaitu 142, diikuti oleh Petamburan dengan 126 kasus dan Pademangan Barat di Jakarta Utara dengan 117 kasus. Daerah-daerah lain di Jakarta masing-masing mencatat kurang dari 100 kasus.

Setidaknya 30 kasus yang dikonfirmasi di Sunter Agung terkait dengan anggota gerakan misionaris Islam Jamaat Tabligh yang berhenti di Masjid Al-Muttaqien di Sunter Agung, Jakarta Utara, kata kepala Dinas Kesehatan Yudi Dimyati.

Lonjakan kasus juga terjadi di unit komunitas padat penduduk (RW) 01 Sunter Agung, yang terletak sekitar 500 meter dari masjid.

Untuk mencegah transmisi baru, pemerintah setempat telah mengisolasi masjid dan mengurangi akses ke RW 01, kata Camat Sunter Agung Danang Wijanarko.

Di Petamburan, Camat Setiyanto mengatakan, tidak ada kelompok baru yang dicatat setelah sekelompok 72 infeksi ditemukan di asrama-asrama Sekolah Teologi Bethel Indonesia.

Ketika virus mulai menginfeksi penduduk di kota yang paling padat penduduknya, dinas kesehatan Jakarta telah melakukan tes antibodi cepat selama beberapa minggu terakhir untuk mencegah kluster infeksi baru.

Kepala departemen kesehatan publik badan itu Fify Mulyani mengatakan telah melakukan tes cepat pada 110.090 orang dan telah mengumpulkan usapan dari 4.135 orang yang sementara dites positif virus untuk melakukan tes reaksi rantai polimerase (PCR) yang lebih akurat.

Sementara itu, Anies sadar bahwa ada banyak orang yang melanggar PSBB, bahkan setelah ia mengeluarkan dekrit pada 11 Mei yang mengizinkan pelanggar sanksi PSBB atau kebijakan jarak sosial yang diberlakukan di ibukota. Keputusan tersebut menetapkan hukuman mulai dari pelayanan masyarakat hingga denda.

Badan Urusan Umum Jakarta (Satpol PP) telah mencatat 8.436 pelanggar PSBB baik individu maupun bisnis. Dari jumlah itu, 446 bisnis terpaksa berhenti beroperasi, 1.564 individu diperintahkan untuk melakukan layanan masyarakat dan 327 individu dan bisnis didenda. Total denda gabungan telah mencapai hampir Rp 300 juta.

“Kami telah mengalami banyak kemajuan dalam dua bulan terakhir, tetapi ini belum berakhir. Kami tidak akan meringankan PSBB,” katanya. “Bagi mereka yang belum tinggal di rumah, silakan bergabung bersama kami.”

Jakarta adalah rumah bagi sekitar 10 juta orang, banyak di antaranya tinggal di rumah-rumah yang sempit dan berdampingan atau di permukiman informal dengan toilet bersama.

Karena penduduk di lingkungan ini hampir tidak memiliki ruang pribadi, mereka memiliki risiko tinggi untuk menangkap dan menyebarkan COVID-19, yang telah menginfeksi 5.195 dan membunuh 453 di kota sejauh ini.

Setidaknya 445 dari 2.735 unit masyarakat (RW) di kota itu dikategorikan sebagai daerah kumuh oleh kantor Statistik Indonesia (BPS) Jakarta pada tahun 2017. Kementerian Agraria dan Perencanaan Tata Ruang mengatakan pada tahun 2019 bahwa setidaknya 118 dari 267 kecamatan di kota tersebut memiliki daerah kumuh.

Pejabat Dinas Kesehatan Jakarta sadar bahwa virus ini telah mulai menginfeksi penduduk di kota-kota yang luas di kota itu. Pemerintah kota, di bawah instruksi pemerintah provinsi, telah melakukan tes antibodi cepat di beberapa kampung selama beberapa minggu terakhir untuk mencegat kelompok infeksi baru.

“Jakarta Pusat memiliki banyak daerah padat penduduk: Kebon Kacang, Johar Baru, Kemayoran. Ini adalah kenyataan bahwa mereka memiliki kontribusi [untuk penghitungan kasus yang dikonfirmasi kota,” kata kepala badan kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari.

Pekan lalu di Kecamatan Kebon Kacang, 24 orang dinyatakan positif COVID-19 setelah otoritas kesehatan menguji 170 penduduk.

Namun, tes antibodi diketahui tidak akurat. Pemerintah telah memutuskan untuk tidak memasukkan hasil tes tersebut dalam penghitungan COVID-19 resmi sampai mereka dikonfirmasikan dengan pengujian reaksi rantai polimerase (PCR).

Erizon mengatakan kantornya telah mengumpulkan penyeka dari 24 orang yang sementara dinyatakan positif virus untuk melakukan tes PCR.

Penularan Virus Tidak Akan Berhenti Kecuali 80 Persen Warga Jakarta Tinggal di Rumah

Sambil menunggu hasilnya, 21 di antaranya diisolasi di rumah sakit dan tiga sisanya di rumah.

Hasilnya, yang kembali lebih dari tiga hari kemudian, menunjukkan bahwa 17 dari mereka dinyatakan positif virus.

Erizon mengatakan petugas medis belum dapat menyimpulkan di mana 17 orang telah tertular virus karena, setelah tidak menunjukkan gejala, mereka telah hidup dan bekerja seperti biasa.

Pembatasan sosial skala besar (PSBB) diberlakukan di Jakarta untuk menampung penularan virus, tetapi banyak pekerja kerah biru tidak dapat bekerja dari rumah – mereka juga tidak dapat mengambil cuti. Masalah anggaran dan data telah menghambat distribusi bantuan sosial ke populasi kota yang rentan.

Dari pekerja Jakarta, 31,55 persen sekitar 1,5 juta berada di sektor informal, berpenghasilan rata-rata Rp 2,5 juta per bulan menurut BPS. Namun, pekerja formal dan informal di kota tersebut diperkirakan akan menderita akibat wabah tersebut. Kementerian Tenaga Kerja mengatakan bahwa, pada tanggal 20 April, setidaknya 449.000 orang di kota itu kehilangan pekerjaan.

Ribuan pekerja di Jakarta tidak hanya berisiko kehilangan pendapatan tetapi juga rumah mereka, dengan sekitar 27 persen warga Jakarta berjuang membayar sewa, demikian temuan LSM.

Di tengah harga rumah yang melonjak, 35 persen rumah tangga tinggal di rumah sewaan, data BPS menunjukkan.

Jakarta memiliki rasio harga terhadap pendapatan rumah yang lebih tinggi dari Kuala Lumpur, Singapura dan Kota New York, menurut laporan Bank Dunia 2019.

Laporan itu mengatakan membayar lebih banyak tidak selalu dikaitkan dengan lebih banyak ruang hidup. Faktanya, kepadatan penduduk didefinisikan sebagai luas lantai kurang dari 8 meter persegi per orang, sangat parah di pusat kota Jakarta, di mana pangsa rumah tangga yang penuh sesak meningkat dari 28 persen pada 2002 menjadi 35 persen pada 2016, kata laporan itu.

Ini adalah salah satu alasan mengapa penduduk kampung rentan terhadap infeksi, kata kepala dinas kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati.

Yudi mengatakan ada 18 kampung yang diprioritaskan untuk pengujian cepat di Jakarta Utara, tetapi otoritas kesehatan akan fokus pertama pada lingkungan tempat kasus-kasus yang dikonfirmasi telah dicatat.

Akhir bulan lalu, Jakarta Utara melakukan tes cepat terhadap 299 orang di Kampung Akuarium di Kecamatan Penjaringan setelah tes COVID-19 warga kembali positif tujuh hari setelah kematiannya.

“Pada waktu itu kami tidak punya pilihan lain selain mewawancarai keluarganya. Orang itu dilaporkan pergi bekerja sebelum jatuh sakit,” kata Yudi.

Tidak ada kasus tambahan yang ditemukan melalui 299 tes cepat.

Tetapi para ahli telah memperingatkan bahwa keakuratan tes antibodi cepat dicurigai, dan mereka telah menekankan perlunya tes putaran kedua dalam waktu 10 hari karena potensi negatif palsu.

Yudi mengatakan agen sedang menunggu test kit dari pemerintah Jakarta untuk melanjutkan pengujian cepat.

Jakarta Barat melakukan tes cepat terhadap 186 orang di Kampung Rawa Barat di Kecamatan Kebon Jeruk. Tiga dinyatakan positif. Mereka telah diisolasi sampai hasil tes PCR mereka dikembalikan.

Jakarta Selatan telah menguji sekitar 150 orang di kampung-kampung di Kecamatan Pondok Pinang. Satu orang dinyatakan positif.

Pandu Riono, seorang ahli epidemiologi di Universitas Indonesia, meminta pemerintah Jakarta untuk memulai pengujian massal di lingkungan padat penduduk.

Bantuan Sosial Karena Corona di Indonesia

Bantuan Sosial Karena Corona di Indonesia – Bagi Siti Fatimah, 25, seorang guru sekolah dasar berbasis kontrak di Pontianak, Kalimantan Barat, memenuhi kebutuhan hidup menjadi lebih menantang belakangan ini. Dengan gaji Rp 1 juta per bulan, ia resor untuk menjual kredit telepon untuk mengurus keluarganya, ayahnya mengalami stroke tiga tahun lalu.

Pandemi COVID-19 hampir memusnahkan penghasilan tambahannya dari bisnis kredit telepon keluarga yang kecil, namun biaya untuk persediaan makanan dan produk higienis telah melonjak untuk melindungi ayahnya yang berisiko tinggi. Keluarganya telah mengambil pinjaman untuk bertahan hidup, meskipun mereka mungkin memenuhi syarat untuk bantuan pemerintah. slot gacor

Bantuan Sosial Karena Corona di Indonesia

“Saya tidak terlalu mengerti sistemnya. Keluarga saya dan saya, bahkan orang-orang yang tinggal di daerah saya, tidak pernah diajari cara kerjanya,” kata Siti ketika ditanya apakah keluarganya telah mendengar tentang Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial, yang memberikan pemerintah membantu. americandreamdrivein.com

Pemerintah telah menyisihkan Rp 110 triliun (US $ 7,68 miliar) untuk program jaring pengaman sosial untuk melunakkan pukulan ekonomi COVID-19 pada rumah tangga Indonesia berpenghasilan rendah. Namun, kekhawatiran muncul tentang birokrasi yang menghambat upaya distribusi.

Transfer bank (BLT) sebesar Rp 600.000 per bulan selama tiga bulan akan tersedia untuk 9 juta orang di luar Jabodetabek jika mereka termasuk dalam DTKS tetapi belum menerima bentuk bantuan pemerintah lainnya. Sementara itu, warga Jakarta Raya yang memenuhi syarat akan mendapatkan jumlah yang sama dalam bentuk paket makanan pokok.

Untuk dimasukkan ke dalam basis data DTKS, penerima harus menyerahkan dokumen yang harus diverifikasi melalui berbagai lapisan administrasi, mulai dari bupati dan pemerintah daerah hingga lembaga urusan sosial dan pemerintah pusat. Proses verifikasi dapat bervariasi panjangnya.

Siswa sekolah menengah Eka Nanda, 17, mengatakan dia mendengar proses itu bisa memakan waktu hingga dua tahun. Jadi, untuk memenuhi syarat untuk pendanaan pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk universitasnya, ia mengajukan terlebih dahulu untuk DTKS selama tahun pertamanya di sekolah menengah.

“Ini seperti undian,” kata Eka, yang belum dimasukkan dalam DTKS.

Peneliti Lembaga Penelitian SMERU Luhur Bima mengatakan langkah pengumpulan dan validasi data pemerintah cenderung panjang. Oleh karena itu, perlu menerapkan sistem yang lebih baik dengan lebih banyak fleksibilitas, terutama selama wabah yang sedang berlangsung, agar data terus diperbarui dan dievaluasi, tambahnya.

“Pemerintah seharusnya tidak mengandalkan hanya pada satu mekanisme yang seragam; itu harus menggunakan berbagai pendekatan karena orang-orang yang membutuhkan bantuan sosial menghadapi keadaan yang berbeda.”

Pemerintah dapat mencoba metode pengumpulan data dari masyarakat atau menggabungkan data DTKS dengan data dari lembaga lain, seperti lembaga pendidikan, katanya.

Presiden Joko Widodo telah menyatakan bahwa dalam menyalurkan bantuan segera, ia ingin kantor terkait menggunakan “metode praktis yang tidak menghalangi proses”. Dia secara khusus menargetkan lebih dari 70 juta pekerja informal di Indonesia, seperti pedagang pasar tradisional dan pengemudi ojek, yang merupakan lebih dari separuh tenaga kerja nasional.

Sekitar 24,8 juta orang Indonesia dianggap miskin, hidup dengan kurang dari $ 1 per hari dan mewakili 9,22 persen dari populasi, menurut data BPS. Menurut laporan Bank Dunia yang berjudul “Aspiring Indonesia”, lebih dari 60 juta orang Indonesia rentan jatuh ke dalam kemiskinan.

Pandemi COVID-19 dapat membawa lebih dari 11 juta orang di negara-negara Asia Timur-Pasifik ke dalam kemiskinan karena ekonomi global menghadapi risiko resesi, perkiraan Bank Dunia.

PDB Indonesia diproyeksikan tumbuh pada level terendah 21-tahun 2,3 persen tahun ini, dengan skenario terburuk menunjukkan kontraksi 0,4 persen, menurut perkiraan pemerintah.

Ekonom pembangunan senior Vivi Alatas mengatakan pemerintah tidak akan dapat mengumpulkan data untuk mendistribusikan bantuan bagi jutaan orang di Jakarta dengan hanya mengandalkan data DTKS.

“Data DTKS adalah database keluarga miskin dan rentan. Mungkin tidak banyak dari mereka di Jabodetabek [dibandingkan dengan daerah lain], tetapi mereka yang paling terkena dampak [oleh wabah],” kata Vivi.

Mantan ekonom Bank Dunia menyarankan sistem aplikasi on-demand untuk rumah tangga individu yang membutuhkan bantuan. Vivi juga menyarankan untuk menggabungkan data DTKS dengan data lain yang tersedia, seperti data Badan Kesehatan dan Jaminan Sosial (BPJS Kesehatan).

“Yang paling penting adalah menjaga orang [di daerah yang terkena] di rumah tanpa mereka harus menderita,” tambah Vivi.

Direktur jendral pemberdayaan sosial Kementerian Sosial, Pepen Nazarudin, mengatakan bahwa beberapa penerima bantuan sosial di Jakarta mungkin tidak dimasukkan dalam DTKS.

“Rumah tangga non-DTKS dapat menerima bantuan jika ada kuota tambahan,” katanya, seraya menambahkan bahwa orang yang terdaftar di DTKS akan tetap menjadi prioritas.

Jabodetabek, pusat dari virus corona baru di Indonesia yang menyumbang sekitar setengah dari kasus dan kematian bangsa, memiliki sekitar 30 juta penduduk. Dengan mendistribusikan bantuan sosial, pemerintah mengharapkan jutaan penduduk Jakarta Raya untuk tidak bepergian ke kota asal mereka untuk Idul Fitri, yang kemungkinan akan jatuh pada 23 dan 24 Mei.

Gubernur Jakarta Anies Baswedan turun ke media sosial pada hari Sabtu untuk memastikan bahwa tidak hanya penduduk dengan KTP Jakarta yang bisa mendapatkan bantuan sosial, tetapi juga mereka yang tinggal di Jakarta tetapi dengan KTP dari daerah lain.

“Jika Anda tidak memiliki KTP Jakarta, harap laporkan ke unit lingkungan dan komunitas Anda,” tulis Anies di akun Instagram-nya. “Adalah tugas kita untuk memastikan [semua orang] dapat selamat dari masa sulit ini.”

Dalam beberapa minggu terakhir, pemerintah telah memperluas beberapa program bantuan sosial bagi warga berpenghasilan rendah di seluruh negara yang terkena dampak wabah COVID-19.

Presiden Joko Widodo mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintah telah menjadikannya prioritas utama untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi. Dia juga menyatakan keyakinannya bahwa pemerintah dapat mempertahankan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah selama krisis.

Dari transfer tunai untuk warga Jakarta ke bantuan keuangan untuk pengemudi bus, ini adalah program yang telah diluncurkan pemerintah untuk membantu warga berpenghasilan rendah selama wabah:

Presiden mengatakan dia berharap bantuan sosial akan membantu mencegah orang dari berpartisipasi dalam mudik Idul Fitri tahunan (eksodus), yang dikhawatirkan akan meningkatkan penyebaran penyakit.

Selain menjadi tradisi tahunan, Jokowi mengatakan orang-orang berusaha untuk kembali ke kota asal mereka karena bisnis mereka sedang berjuang atau karena mereka kehilangan pekerjaan karena krisis.

Bantuan Sosial Karena Corona di Indonesia

Masyarakat miskin dan kurang mampu di Indonesia berisiko tergelincir ke dalam kemiskinan karena pemerintah berjuang untuk menyeimbangkan ekonomi dan mengatasi krisis kesehatan masyarakat.

“Kami memberikan bantuan sosial, terutama di Jabodetabek, sehingga penduduk akan menahan diri untuk tidak pulang,” kata Jokowi.

Pemerintah mengeluarkan peraturan sebagai pengganti Undang-undang (Perppu) No. 1/2020 tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan, yang menetapkan realokasi dana negara sebesar Rp 405,1 triliun ke sektor kesehatan, program jaring pengaman sosial, dan insentif pajak.

Presiden juga meminta pengusaha dan pengusaha untuk menginstruksikan pekerjanya agar tidak kembali ke kampung halaman masing-masing dan meminta anggota masyarakat untuk mendukung warga negara yang kurang mampu.

Para ahli kesehatan mendesak pemerintah untuk mencegah orang kembali ke kota asalnya untuk liburan Idul Fitri mendatang untuk membantu meratakan kurva COVID-19. Namun, pemerintah hanya menyarankan orang untuk tidak berpartisipasi dalam mudik, berhenti memberlakukan pembatasan.

Banyak daerah telah melaporkan bahwa ribuan orang telah tiba dari Jakarta selama beberapa bulan terakhir.

Sekitar 20 juta orang dari seluruh negeri melakukan perjalanan ke kampung halaman mereka setiap tahun untuk merayakan Idul Fitri.

Pada hari Jumat, Departemen Kesehatan telah mencatat 1.753 kasus yang dikonfirmasi di ibukota dengan 154 kematian. Secara nasional, 3.512 kasus dan 306 kematian telah dicatat.

Penerapan Perlindungan Dengan Cuci Tangan Terhambat Oleh Keadaan Sosial Ekonomi

Penerapan Perlindungan Dengan Cuci Tangan Terhambat Oleh Keadaan Sosial Ekonomi – Di tengah pandemi saat ini dan dengan tidak adanya vaksin dan obat antivirus yang efektif, langkah-langkah pencegahan sangat penting untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Sejumlah ilmuwan, profesional kesehatan, pejabat, guru, dan orang tua terus-menerus mengingatkan masyarakat tentang pentingnya tindakan pencegahan seperti mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik dengan air bersih dan air mengalir serta tinggal di rumah atau menjaga jarak sosial / fisik. Mereka juga terus mendorong orang untuk lebih konsisten menggunakan kegiatan pencegahan penting ini untuk melindungi diri dari virus corona baru.

Namun, kemampuan orang untuk menerapkan tindakan perlindungan ini bervariasi berdasarkan keadaan sosial ekonomi mereka. Memang, ketidaksetaraan harus dipertimbangkan dengan serius karena sering menghambat kemampuan orang untuk menerapkan tindakan pencegahan. Rasio 0,ini Gini Indonesia saat ini yang berarti ketidaksetaraan tinggi, mengingatkan kita pada salah satu masalah sosial ekonomi kita yang paling menantang. Ketidaksetaraan di seluruh kepulauan secara langsung atau tidak langsung membentuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam pandemi karena memengaruhi kemampuan mereka untuk mematuhi tindakan pencegahan setiap hari. idn slot

Penerapan Perlindungan Dengan Cuci Tangan Terhambat Oleh Keadaan Sosial Ekonomi

Kita bisa mulai dengan melihat akses ke air bersih dan konsekuensinya untuk menjaga kesehatan. Mencuci tangan masih dianggap sebagai alat terbaik melawan virus corona baru dan dapat mengurangi 40 persen risiko dari berbagai penyakit menular. Sayangnya, jutaan warga negara Indonesia menghadapi hambatan yang signifikan untuk mematuhi kegiatan pencegahan yang sederhana namun penting ini. https://americandreamdrivein.com/

Faktanya, hanya 74 persen warga negara yang memiliki akses ke air minum bersih dengan persentil yang bahkan lebih rendah di daerah pedesaan menurut Statistik Indonesia pada tahun 2018. Selain itu, tidak ada penduduk Indonesia di 34 provinsi yang memiliki akses 90 persen ke air bersih; bahkan di ibu kota angkanya hanya 73,18 persen.

Selain itu, orang-orang di bagian timur kepulauan memiliki akses air bersih yang lebih buruk daripada mereka yang di bagian barat negara itu. Pada 2019, hanya 76,07 persen penduduk Indonesia yang memiliki akses ke fasilitas cuci tangan umum yang menyediakan sabun. Tidak mengherankan Papua, provinsi termiskin, memiliki angka terendah dengan 35,55 persen penduduknya memiliki akses ke fasilitas tersebut, diikuti oleh Nusa Tenggara Timur dengan 51,92 persen. Bahkan di bagian barat negara di provinsi Aceh hanya 64 persen yang dapat mengakses air bersih.

Realitas suram terkait dengan kurangnya akses ke air bersih ditemukan baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, di pusat pandemi bangsa, yang merupakan ibu kota, dan ibu kota provinsi berpenduduk padat lainnya yang mengikuti Jakarta dalam jumlah tinggi yang dikonfirmasi. COVID-19 kasus seperti Bandung di Jawa Barat, Surabaya di Jawa Timur, dan Semarang di Jawa Tengah; serta Medan di Sumatera Utara dan Makassar di Sulawesi Selatan, dua kota besar di luar Jawa.

Keluarga berpenghasilan rendah di metropolitan di atas menghadapi tantangan sehari-hari dalam menjaga kebersihan karena mereka sulit untuk sering mencuci tangan, apalagi memperoleh dan mengamankan akses ke air minum. Akibatnya, mereka sangat rentan terhadap infeksi coronavirus baru atau infeksi kuman lainnya.

Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia terbaru pada tahun 2018 dengan jelas menunjukkan bahwa meskipun negara ini semakin mengalami transisi epidemiologis di mana penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular menjadi masalah kesehatan yang paling mematikan, penyakit menular seperti infeksi yang ditularkan melalui air tetap ada ancaman besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Dimensi lain dari ketimpangan yang menghalangi langkah-langkah pencegahan utama – jarak fisik dan sosial – adalah ekonomi informal kita yang dominan yang menyumbang sekitar 57 persen dari tenaga kerja. Karakteristik umum adalah kurangnya perlindungan untuk tidak membayar upah, penghematan tanpa pemberitahuan atau kompensasi, kondisi kesehatan dan keselamatan kerja yang tidak memuaskan dan tidak adanya manfaat sosial seperti pensiun, gaji sakit dan asuransi kesehatan.

Para migran, perempuan, dan kelompok rentan lainnya yang dikeluarkan dari peluang kerja layak lainnya hanya memiliki sedikit alternatif selain mengambil pekerjaan informal yang berkualitas rendah yang tersedia di daerah pedesaan dan perkotaan di Indonesia. Selain itu, banyak orang yang terlalu miskin untuk menjadi pengangguran tidak punya pilihan selain bekerja dalam keadaan berbahaya di ekonomi informal.

Sifat pekerjaan mereka biasanya memerlukan interaksi fisik yang erat dan mereka tidak mampu tinggal di rumah karena tabungan yang terbatas, jika ada. Banyak dari pekerja informal ini di kota-kota seperti Jakarta telah kembali ke desa mereka di provinsi tetangga karena perlambatan ekonomi. Kembali ke desa mereka adalah semacam strategi koping yang mereka gunakan secara teratur pada saat kesulitan ekonomi meskipun biaya transportasi yang cukup besar terlibat. Keadaan seperti itu akan meningkatkan risiko COVID-19 di pedalaman negara itu.

Karenanya urgensi jaring pengaman untuk makanan, sewa a dan akses ke air bersih, di antara kebutuhan lain, untuk menjangkau pekerja informal tersebut untuk memungkinkan jarak sosial atau fisik dan untuk mencuci tangan secara memadai. Pemerintah baru-baru ini mengumumkan program jaring pengaman sosial untuk mendukung orang-orang yang bekerja di sektor informal sebagai bagian dari kebijakan tentang “Pembatasan sosial berskala besar” dan keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Meskipun keputusan ini menandai kemajuan penting dalam perang melawan COVID-19, pemerintah harus memperhatikan perincian seperti mengamankan data yang andal dan mekanisme yang memungkinkan mereka untuk memberikan bantuan secepat mungkin kepada orang-orang yang membutuhkan. Iblis, seperti biasa, ada dalam perinciannya.

Pandemi telah membawa kita pelajaran serius tentang pentingnya kebijakan untuk mengurangi ketimpangan di Indonesia. Investasi dalam meningkatkan kebutuhan dasar seperti akses ke air bersih serta pekerjaan yang layak dan aman akan memungkinkan kita untuk mengurangi masalah kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Para ekonom dan peneliti menyerukan kepada pemerintah untuk secara cepat dan akurat mencairkan bantuan sosialnya bagi mereka yang kurang mampu untuk mencegah peningkatan tajam dalam tingkat kemiskinan karena pandemi COVID-19 diperkirakan akan memukul ekonomi dengan keras.

Direktur Pusat Reformasi Ekonomi (CORE) Mohammad Faisal memperkirakan pada hari Senin bahwa tingkat kemiskinan dapat melampaui 10 persen, bahkan mungkin hingga 15 persen, dari populasi saat ini 9,22 persen jika pemerintah terlambat dalam memberikan bantuan untuk orang miskin . Dia membandingkan situasi dengan krisis keuangan 1998 ketika tingkat kemiskinan melonjak menjadi sekitar 24 persen.

“Kami khawatir jika pengangguran dan kemiskinan meningkat, ini dapat menyebabkan keresahan sosial karena kecemasan dan kelaparan masyarakat,” kata Faisal. “Jika kita tidak berhati-hati dalam menangani ini, itu dapat menyebabkan kerusuhan dan kejahatan.”

Perkiraan tingkat kemiskinan didasarkan pada proyeksi CORE dalam tinjauan ekonomi triwulanannya bahwa ekonomi negara itu dapat tumbuh di mana saja dari minus 2 persen menjadi 2 persen di bawah “skenario optimis”. Upaya karantina saat ini juga dapat memperketat keadaan yang dirasakan oleh pekerja berpenghasilan rendah yang bergantung pada upah harian untuk mencari nafkah, kata Faisal, membuat bantuan seperti itu penting.

Sekitar 1.528 orang di negara itu telah tertular penyakit seperti pneumonia dengan jumlah korban 136 orang pada Selasa sore. Lembaga Studi Demografi dan Kemiskinan (IDEAS) memproyeksikan pada hari Jumat bahwa COVID-19 kasus akan mencapai total 10.000 pada 20 April dan 50.000 kasus pada 1 Mei tanpa perubahan kebijakan yang signifikan.

Pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan akan melemah secara signifikan tahun ini karena penyebaran penyakit coronavirus yang baru telah mengganggu aktivitas bisnis dan melambatnya permintaan. Pemerintah telah mempersiapkan skenario terburuk, termasuk nol pertumbuhan tahun ini, sementara Bank Dunia dalam laporan terbarunya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melambat menjadi 2,8 persen.

Awalnya, pemerintah menargetkan mencapai pertumbuhan 5,3 persen tahun ini setelah mencatat ekspansi lamban 5,02 persen tahun lalu.

Penerapan Perlindungan Dengan Cuci Tangan Terhambat Oleh Keadaan Sosial Ekonomi

Bank Dunia memproyeksikan bahwa pelambatan di sektor pariwisata, hotel, katering dan manufaktur di Indonesia untuk sementara waktu dapat meningkatkan kemiskinan selama paruh pertama tahun 2020.

Secara umum, itu memperkirakan bahwa lebih dari 11 juta orang dapat jatuh ke dalam kemiskinan di kawasan Asia Timur-Pasifik, sangat kontras dengan perkiraan sebelumnya bahwa pertumbuhan akan cukup untuk mengangkat 35 juta orang keluar dari kemiskinan tahun ini. Institusi yang berbasis di Washington, DC mengharapkan pertumbuhan ekonomi kawasan untuk terjun ke skenario baseline 2,1 persen atau dalam kasus terburuk kontraksi 0,5 persen tahun ini dari 5,8 persen pada 2019.

Pemerintah telah menyiapkan total dana sebesar Rp 158,2 triliun (US $ 9,77 miliar) sejauh ini untuk membiayai sektor kesehatan dan melindungi individu, pekerja, dan bisnis yang terkena dampak pandemi COVID-19. Ini termasuk dua paket stimulus masing-masing senilai Rp 10,3 triliun dan Rp 22,9 triliun.

Pemerintah sebelumnya juga telah menetapkan bahwa warga yang kurang mampu akan menerima bantuan tunai (BLT). Namun, Menteri Kelautan dan Investasi Koordinator Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya masih mempertimbangkan apakah bantuan akan diberikan kepada 20 atau 40 persen dari keseluruhan keluarga berpenghasilan rendah di seluruh negeri.

Lembaga Penelitian SMERU menulis pada hari Senin di akun Twitter-nya bahwa pemerintah perlu melakukan diversifikasi pengumpulan data dan metode distribusi untuk memastikan kemudahan akses ke transfer tunai mengingat karakteristik kemiskinan antar daerah berbeda-beda.

Dikatakan bahwa pemerintah dapat mengambil datanya dari Kementerian Sosial dan anjungan tumpangan selain penerima manfaat yang terdaftar secara independen. Pemerintah dapat memverifikasi pemohon melalui nomor identitas kewarganegaraan (NIK) mereka pada kartu identitas dan kartu keluarga.

Pemerintah kemudian dapat bekerja dengan penyedia telekomunikasi utama untuk menyebarkan pesan teks yang merinci kriteria program dan proses pendaftaran bagi mereka yang telah mendaftar secara independen untuk program tersebut, tambahnya.

Cara lain untuk mendistribusikan bantuan adalah bekerja dengan perusahaan teknologi keuangan digital dompet (fintech) dan minimarket untuk penduduk perkotaan sambil menggunakan metode konvensional untuk yang pedesaan, mengingat kesenjangan literasi digital dan infrastruktur antara keduanya. Pihak berwenang juga dapat mengucurkan bantuan melalui program perbankan tanpa cabang yang didukung pemerintah, Laku Pandai.

“Pandemi COVID-19 dapat menjadi titik awal bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menjadi lebih serius dalam memperbarui data, terutama data tentang penerima perlindungan sosial,” tulis institut itu. “Mengutip pernyataan Presiden Jokowi, ‘data adalah bentuk baru kekayaan’.”

Penggunaan Media Sosial Orang Indonesia Tinggi, Berpotensi Konflik

Penggunaan Media Sosial Orang Indonesia Tinggi, Berpotensi Konflik – Penggunaan dalam dunia media sosial saat ini yang tumbuh pesat memilki dampak positif dan negatif dalam kehidupan sosial masyarakat. Apalagi berdasarkan pada hasil data UNESCO, masyarakat Indonesia amat aktif menggunakan media sosial.

“Hasil penelitian yang dilaksanakan dari UNESCO pun menyimpulkan bahwa 4 dari 10 orang Indonesia aktif di tempat sosial seperti Facebook yang punya 3,3 juta pengguna, lantas WhatsApp dengan kuantitas 2,9 juta pengguna dan lain lain,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti yang dalam kesibukan untuk Bimbingan Teknis SDM Penyiaran pada angkatan ke 30 yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), di Jakarta. raja slot

Penggunaan Media Sosial Orang Indonesia Tinggi, Berpotensi Konflik

Tingginya angka dalam pemakaian media sosial oleh penduduk Indonesia, menurut Niken, membawa dampak risiko penyebaran konten negatif dan juga pesan provokasi dan ujaran kebencian yang bisa mengundang konflik termasuk terlalu besar. www.americannamedaycalendar.com

Niken pun mencontohkan, sering kali muncul pemberitaan palsu yang dulu tersebar di media sosial, seperti kasus Sarahchen dengan Info tak bertanggung jawab. Niken menyampaikan, tentang pemberitaan palsu mempunyai ciri khas yang bisa dideteksi.

“Berbagai ciri dalam pemberitaan palsu itu biasanya bersikeras untuk menyebarkan suatu paham tertentu. Kemudian Jika diamati dari cara penulisannya memakai metode hypnowriting, jadi tulisannya itu dibuat menonjol dan terkesan untuk menekankan sesuatu,” kata Niken.

Niken pun menyebutkan, masyarakat menggunakan pola komunikasi 10 to 90 dalam bermedia sosial. Cuma sebanyak 10 persen masyarakat yang memproduksi informasi, sedangkan 90 persen cenderung mendistribusikannya.

Untuk menekan penyebaran berbagai konten negatif di internet, Niken menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan kementeriannya. Upaya yang pertama yaitu, melakukan pemblokiran sebanyak 778 akun palsu yang terindikasi menyebar konten negatif.

“Kedua yaitu, dengan melaksanakan literasi digital dengan memicu kesibukan Generasi Positif Thinking dan Siberkreasi yang diisi oleh 86 komunitas dan juga menggandeng lebih dari satu lembaga agama, perguruan tinggi, badan pembinaan Pancasila dan tokoh masyarakat,” ujar Niken.

Kemudian usaha Ketiga yaitu yang dilakukan, ungkap Niken, dengan memproduksi pemberitaan kontra Info palsu secara akurat berasal dari information dan fakta yang ada.

Bimbingan Teknis SDM Penyiaran pada angkatan ke 30 yang dilaksanakan KPI bertujuan untuk memenuhi fungsi media massa yaitu informasi, pendidikan, mobilisasi dan hiburan. Pada  kegiatan itu, Niken pun menyampaikan pembahasan tentang segala dinamika yang dihadapi dalam penyebaran informasi di dunia digital.

Data yang didapatkan dari Trust Barometer tahun 2018 pun menguraikan, banyaknya pemberitaan palsu di sosial media membuat kepercayaan masyarakat terhadap informasi di media sosial menurun. Sedangkan kepercayaan pada institusi pemerintah meningkat dari 65 persen tahun 2015 menjadi 73 persen di 2018.

Fakta yang Mengejutkan Soal Penggunaan Media Sosial di Indonesia :

Sejalan dengan perkembangan zaman, penggunaan media sosial semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun khususnya bagi masyarakat Indonesia.

Malahan, media sosial sekarang ini bisa dikatakan menjadi suatu kebutuhan wajib bagi setiap masyarakat karena dengan tanpa adanya media sosial, mereka tidak bisa mengetahui berita-berita atau perkembangan terbaru.

Selain daripada itu, dengan media sosial kita juga dapat bertemu dengan orang-orang yang tidak kita kenal sebelumnya, membantu sesama, atau bahkan memecahkan sebuah kasus.

Dalam pembahasan kali ini, akan dijelaskan mengenai beberapa fakta mengejutkan pengguna media sosial di Indonesia yang diperoleh dari situs We Are Social seperti yang dikutip dari akun instagram @indozone.id.

Apa saja fakta-faktanya? Yuk, cek di bawah ini.

Penggunaan Media Sosial Orang Indonesia Tinggi, Berpotensi Konflik

1. Pengguna Media Sosial di Indonesia Mencapai 150 Juta Orang

Fakta yang pertama yaitu mengenai dengan jumlah pengguna media sosial. Berdasarkan data We Are Social pada awal 2019 menunjukkan pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 150 juta orang.

Itu berarti, sekitar 57 persen dari seluruh penduduk Indonesia sudah menggunakan sosial media dari jumlah total penduduk Indonesia sebesar 264 juta.

Bukan tak mungkin, angka ini akan terus menerus bertambah mengingat perkembangan teknologi yang semakin pesat dari tahun ke tahun.

2. Generasi Milenial yang Menjadi Menguasai Pengguna Media Sosial di Indonesia

Fakta yang kedua yaitu tentang usia pengguna media sosial di Indonesia. Berdasarkan pada data We Are Social pada awal 2019, menunjukkan bahwa generasi milenial menguasai pengguna media sosial di Indonesia sebesar 66 persen.

Ini pun berarti dari sebanyak 150 juta pengguna media sosial di Indonesia, 99 juta orang di antaranya adalah kaum milenial.

Tingginya angka itu dikarenakan mereka sudah mulai dibebaskan oleh orang tuanya untuk menggunakan media sosial tanpa adanya pengawasan.

3. Kaum Pria Mendominasi Pengguna Media Sosial di Indonesia

Berdasarkan pada data yang dihasilkan oleh We Are Social, didapatkan bahwa 55,5 persen, dari pengguna media sosial di Indonesia adalah kaum pria, sedangkan sisanya yaitu sebesar 45,5 persen merupakan kaum wanita.

Ini berarti, dari 150 juta pengguna media sosial di Indonesia, sekitar 83 juta pengguna merupakan laki-laki sedangkan sisanya yaitu sekitar 67 juta orang merupakan perempuan.

4. Waktu Penggunaan Media Sosial di Indonesia

Fakta yang selanjutnya yaitu mengenai dengan waktu penggunaan media sosial di Indonesia. Berdasarkan pada data yang dihimpun oleh We Are Social, didapatkan bahwa dalam sehari rata-rata orang Indonesia bisa mengahbiskan waktu hingga 3 jam 26 menit untuk beraktivitas di media sosial.

Pastinya saja angka tersebut sangat besar, mengingat 3 jam bukanlah waktu yang singkat dan bukan tidak mungkin angka tersebut dapat bertambah seiring dengan perkembangan media sosial yang semakin pesat.

5. Media Sosial yang Terbanyak Diakses Orang Indonesia

Banyaknya berbagai media sosial yang diakses oleh orang-orang Indonesia. Berdasarkan pada data dari We Are Social pada awal 2019, didapatkan bahwa YouTube adalah media sosial yang paling banyak diakses oleh orang Indonesia, yaitu sebesar 88 persen.

Ini pun berarti, dari sebanyak 150 juta pengguna media sosial di Indonesia, sekitar 132 juta di antaranya mengakses YouTube.

YouTube sendiri adalah media sosial yang memungkinkan para penggunanya untuk menggugah, menonton, dan berbagi video.

6. Entry yang Paling Dicari Oleh Orang Indonesia

Fakta ini juga masih memiliki kaitan dengan fakta sebelumnya tentang YouTube sebagai media sosial yang diakses paling banyak oleh orang Indonesia.

Berdasarkan pada data We Are Social pada awal 2019, menunjukkan bahwa entri atau kata kunci “Lagu” menjadi yang paling banyak dicari oleh orang Indonesia di YouTube.

Hal itu pun disebabkan karena kecenderungan orang Indonesia yang suka mendengarkan musik sembari melihat video klip lagu tersebut, baik saat santai ataupun di sela-sela waktu bekerja.

7. Perkembangan dalam Media Sosial yangTerpesat di Indonesia

Sejalan dengan perkembangan jaman, maka berbagai media sosial semakin gencar untuk menarik minat penggunanya dengan berbagai fitur-fitur yang ditampilkan.

Berdasarkan data We Are Social pada awal 2019, didapatkan aplikasi media sosial LinkedIn menjadi media sosial dengan perkembangan pengguna terbesar yaitu sebesar 9,1 persen.

LinkedIn ini sendiri adalah sebuah media sosial yang berorientasi bisnis, terutama digunakan untuk jaringan profesional.

Itulah berbagai fakta-fakta menarik perihal pengguna media sosial di Indonesia. Akan tetapi, fakta-fakta tersebut tak bersifat tetap dikarenakan seiring dengan berjalannya waktu para pengguna media sosial, khususnya di Indonesia semakin berkembang pesat.

Gaya Hidup yang Konsumtif Akibat Majunya Perekonomian Indonesia

Gaya Hidup yang Konsumtif Akibat Majunya Perekonomian Indonesia – Saat tahun 2018 yang lalu, peristiwa yang dialami Adelina Sau, buruh migran asal Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi sebuah kisah pilu bagi Indonesia.

Dia pun dikabarkan meninggal karena malnutrisi dan mendapat perlakuan keji dari majikannya di Malaysia. dewa slot

Kasus dari Adelina ini tidak cuma memperlihatkan buruknya tata kelola ketenagakerjaan di Indonesia, namun pada hakekatnya menjadi gambaran tentang parahnya ketimpangan di negara ini. Bila ditelusuri, Adelina adalah warga yang menemui kesulitan dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya, sehingga terpaksa keluar dari daerahnya untuk mengadu nasib di negara lain yang lebih maju. https://www.americannamedaycalendar.com/

Gaya Hidup yang Konsumtif Akibat Majunya Perekonomian Indonesia

Mengapakah persoalan semacam ini justru terjadi di saat Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dalam 20 tahun terakhir? Apa sajakah hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya?

Ekonomi membaik tapi ketimpangan menjadi berlapis

Pascakrisis ekonomi pada 1998, Indonesia yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan, dengan konsumsi rumah tangga sebagai penggerak utama pertumbuhan itu.

Walau pun demikian, laporan Bank Dunia di tahun 2015 menyebutkan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi Indonesia ini hanya bisa dinikmati oleh 18-20% masyarakatnya. Mereka yang diidentifikasi sebagai masyarakat konsumtif yang umumnya tinggal di perkotaan.

Kalangan masyarakat ini mempunyai tingkat dan kualitas pendidikan yang tinggi, sehingga mereka memiliki kesempatan lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi pula. Dengan penghasilan yang tinggi, kalangan ini menjadi segmen konsumen yang paling berdaya di pasar. Mereka yang lebih cenderung dalam mengkonsumsi tidak cuma untuk memenuhi kebutuhan harian, namun juga untuk merayakan gaya hidup dan status sosial. Mereka pun membeli berbagai barang mewah, berwisata ke luar negeri, maupun mengenyam pendidikan di universitas-universitas ternama.

Dengan skenario pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5-6% per tahun, jumlah masyarakat konsumtif di Indonesia ini akan makin meningkat, dari 85 juta orang di tahun 2020 menjadi 135 juta orang di tahun 2030. Artinya, aktivitas konsumsi untuk kepentingan gaya hidup pun semakin menjadi perihal yang umum dan normal dilakukan.

Akan tetapi, tak semua orang dapat merayakan gaya hidup konsumtif seperti itu. Masyarakat yang sulit dalam mengakses sumber daya dan peluang kerja yang baik, misalnya, akan makin tersisih secara sosial.

Budaya konsumerisme ini pun kemudian melahirkan watak masyarakat yang terikat dengan falsafah hedonisme. Setiap  individu dalam ekosistem sosial akan terus berupaya untuk mengejar kegemilangan materi, yang dengannya dapat menunjang kemudahan mereka dalam mengonsumsi berbagai macam bentuk komoditas lain, agar citra diri/status sosialnya dikalangan masyarakat bisa tetap terjaga.

Egosentrispun timbul sehingga rasa akan solidaritas dan kepedulian terhadap sesama kemudian hilang. Karena itulah mengapa dalam nas-nasnya, dapat pula kita temukan bagaimana agama juga turut mempersoalkan hal tersebut.

Mengapa tak seluruh orang punya akses?

Gaya Hidup yang Konsumtif Akibat Majunya Perekonomian Indonesia

Kesulitan akses pada sumber daya serta peluang ekonomi bisa disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu dari berbagai faktor yang disebutkan dalam laporan Bank Dunia yang disinggung di atas adalah kondisi awal individu pada saat dilahirkan. Banyak masyarakat di Indonesia yang lahir dengan kondisi keluarga yang miskin, tinggal di daerah pelosok yang jauh dari layanan dasar seperti sekolah, rumah sakit, perlindungan sosial, dan sebagainya.

Situasi awal yang kurang beruntung ketika saat lahir mengurangi kesempatan mereka untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, mereka mudah tersisih dari persaingan mendapatkan pekerjaan dengan upah yang tinggi. Banyak yang pada akhirnya cuma bekerja di sektor-sektor informal yang berpenghasilan rendah seperti sebagai karyawan toko, supir maupun nelayan.

Karena dengan berpenghasilan rendah, mereka tidak mampu berpartisipasi dalam konsumsi gaya hidup yang makin umum dilakukan dengan membaiknya perekonomian Indonesia.

Dampak destruktif

Bila seorang individu yang tersisih dari suatu aktivitas yang normal dilakukan banyak orang, maka kebutuhan dasarnya akan rasa memiliki atau menjadi bagian dari suatu kelompok sosial menjadi tidak terpenuhi. Perihal ini membuat individu tersebut cenderung mudah bersikap menerima saja. Misalnya orang tersebut pasrah saja diberi gaji sebesar apapun.

Selain dari pada itu, ketersisihan juga melumpuhkan kemampuan individu untuk menalar informasi dengan baik, dan membuat mereka menjadi lebih bergantung pada emosi dalam membuat keputusan. Kecenderungan semacam ini pun membuat mereka rentan terhadap manipulasi, sekaligus melemahkan mereka dalam merespons perlakuan diskriminatif yang mereka terima dari orang lain.

Perihal ini persis seperti yang dialami oleh Adelina di atas. Tersisihnya golongan masyarakat yang tertentu dari kegiatan sosial dan ekonomi membuat mereka, khususnya anak-anak dan perempuan, menjadi rentan. Mereka yang menjadi mudah dimanipulasi oleh berbagai pihak yang tak bertanggungjawab hingga terjerumus dalam praktik migrasi beresiko, eksploitasi, dan perbudakan modern.

Ketersisihan pun membuat orang mudah melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri. Tingginya tingkat konsumsi rokok pada masyarakat miskin, misalnya, menggambarkan kecenderungan ini.

Apa yang perlu dilakukan?

Warga masyarakat yang tersisih dari berbagai aktivitas konsumsi yang telah menjadi norma hidup yang baru rentan mendapat predikat sebagai warga kelas dua. Walau berbagai hambatan yang mereka alami banyak bersifat struktural dan sosio-kultural, sering kali mereka harus menyelesaikan masalah mereka sendiri, sama seperti yang dilakukan Adelina.

Oleh sebab itu, mengingat ambisi Indonesia untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia di tahun 2030, maka ketimpangan berlapis ini perlu dipetakan dan diminimalisir mulai dari bentuknya yang paling ekstrim. Menciptakan berbagai lapangan kerja untuk masyarakat miskin, membangun infrastruktur di daerah-daerah terpencil, dan memperluas akses pelayanan publik bagi masyarakat yang tinggal di pelosok adalah langkah-langkah awal yang bisa ditempuh.

Selain dari pada itu, kecenderungan sosio-kultural akibat perekonomian yang membaik juga perlu diantisipasi. Berkembangnya pola konsumsi untuk kepentingan gaya hidup serta peranan pelaku pasar dan media di baliknya perlu dicermati dengan kritis, agar masyarakat yang paling rentan tidak makin terpuruk oleh dampak-dampak sosial dan psikologis yang bisa ditimbulkan olehnya.

Ciri-ciri gaya hidup konsumtif terlebih dahulu.

1. Gengsi yang tinggi dan lingkup pergaulan

Sifat yang satu ini memang biasanya menjadi pendorong utama seseorang terjebak dalam perilaku konsumtif, apalagi bagi kaum millenial yang baru saja mendapatkan pekerjaan, mereka ingin dipandang mampu dimata teman-teman sebayanya, terutama dari segi finansial. Banyak juga yang beranggapan bahwa dengan berteman dengan kelompok yang cenderung konsumtif akan dianggap gaul. Gaul bukan berarti mesti konsumtif kok!

2. Membeli produk hanya untuk status

Tidak jarang pula individu menganggap bahwa barang yang mereka gunakan akan menunjukan status sosialnya di masyarakat. Mereka merasa harus menggunakan sesuatu dengan ‘merek’ terkenal dengan harga yang tinggi hanya agar terlihat keren dimata orang lain dengan mengesampingkan kebutuhan mereka.

3. Membeli produk karena terperdaya iklan atau endorsement

Banyak juga nih, masyarakat yang termakan iklan atau iming-iming dari suatu penawaran produk, entah itu kemasan yang menarik, hadiah atau bisa jadi karena model yang mengiklankan adalah artis, influencer, atau idola mereka

4. Selalu mengikuti tren

Tren gadget, tren fashion dan sebagainya. Individu itu cenderung tidak ingin dirinya ketinggalan dengan tren yang ada, setiap produk terbaru muncul dia tidak segan untuk merogeh koceknya demi suatu tren yang berkembang. Padahal apabila mengikuti tren, tidak akan ada habisnya. Sebenarnya, mengikuti perkembangan bukan hal yang negatif, tentu harus diimbangi dengan kontrol yang tepat.

Sampah Menjadi Persoalan Lingkungan di Indonesia

Sampah Menjadi Persoalan Lingkungan di Indonesia – Sampah adalah suatu benda yang tak ternilai atau tak berharga yang ada di sekitar lingkungan masyarakat. Di negara Indonesia kita bisa melihat sampah dimana-mana khususnya di daerah perkotaan dan sekarang menjadi masalah besar lingkungan Indonesia.

Sampah di negara Indonesia adalah masalah yang sangat serius dan juga menjadi masalah social, ekonomi dan budaya. Dan nyaris di semua kota di Indonesia mengalami kendala dalam mengolah sampah. perihal ini terjadi dikarenakan pengolahan TPA (tempat pembuangan akhir) di sebuah kota lahannya masih kurang sehingga masyarakat banyak membuang sampah di sungai. nexus slot

Sampah Menjadi Persoalan Lingkungan di Indonesia

Bukan saja di daerah sungai akibat kurangnya TPA yang mengakibatkat masyarakat sampah ke selokan, kali, dan di lautan. Oleh karena itu kebersihan dan juga ekosistem laut akan rusak, misalnya seperti ikan dan terumbu karang akibat sampah plastik yang di buang oleh warga yang tinggal di sekitar pantai. Dan ada pula yang di beritakan bahwa seekor paus di temukan di pinggir pantai dengan se isi perutnya terdapat berbagai macam sampah plastik yang telah masuk dalam perutnya dan sulit untuk melakukan pencernaan makanan. www.mrchensjackson.com

Indonesia yang termasuk ke dalam 10 besar Negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Perihal ini tak menutup kemungkinan menimbulkan sejumlah persoalan lanjutan, diantaranya merupakan produksi sampah dan pembuangannya.

Berdasarkan dari data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bahwa Indonesia memproduksi sampah hingga 65 juta ton pada 2016 tahun lalu. Dan jumlah kini naik 1 juta ton dari sebelumnya. Berdasarkan pada laporan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan sampah yang dihasilkan berdominan sampah organic yang mencapai sekitar 60 persen dan sampah plastik yang mencapai sebesar 15 persen dari total timbulan sampah, terutama di daerah perkotaan.

Sesuai dengan data tersebut yang menunjukan dalam 10 tahun terakhir banyaknya sampah plastik terus meningkat. Tidak dapat di pungkiri sampah yang tak di kelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran di lingkungan kita.

Persoalan yang timbul atau sering terjadi di TPA akan merambat ke hulu yang mengakibatkan terhentinya atau terhambatnya pengangkutan sampah dari sumber sampah ke TPA. Sampah adalah suatu musuh bagi lingkungan karena mampu menimbulkan dan mencermari lingkukan. Lingkungan yang kondisinya tercemar oleh pembuangan sampah akhirnya akan kotor, kumuh, jorok dan bau kemuadian akan menimbulkan penyakit seharusnya pembuangan sama merupakan masalah yang harus di tangani pada awal yang perlu untuk diperhatikan secara pokok atau utama agar tidak mengakibatkan masalah yang begitu cukup serius dalam masalah lingkungan di Indonesia.

Biarpun telah di atur oleh undang-undang tentang pelanggaran membuang sampah sembarangan akan mendapat denda atau di kenakan sanksi, akan tetapi lain hal nya dengan warga Indonesia, walaupun sudah di oeringati di larang membuang smapah sembarangan tetap saja di lakukan dan akhirnya akan menimbulkan keadaan lingkungan tidak bersih atau dengan bahsa kasarnya kotor.

Pada sampah rumah tangga dapat di bedakan yaitu ada sampah kering dan sampahh basah bila ini berjalan dengan baik maka akan mengurangi pembuangan sampah yang tak teratur serta polusi lingkungan. Kesadaran pikiran serta pandai dalam membuang sampah juga sangat penting agar mudah di daur ulang kembali.

Pembuangan berbagai sampah yang tak teratur pun (tak pada tempatnya) menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia meskipun itu akhirnya menjadi penyebab kerusakan lingkungan dan ketidaknyamanan untuk mereka sendiri. Meskipun sudah di sediakan tempat sampah di sekeliling atau pada suatu tempat umum seperti di jalanan, taman, sekolah, rumah sakit, dan di tempat lainnya.

Namun, tetap saja tangan-tangan kotor yang tidak peduli akan kebersihan membuang sampah di sembarang tempat. Terdapat pula di tempat umum yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan, habis makan buang sembarangan meskipun sampahnya kecil dan tak jauh tempatnya dengan pembuangan sampah(tong sampah). Akibatnya pun sifat malas membuang sampah pada tempatnya menimbulkan pencemaran lingkungan.

Kurangnya rasa kesadaran masyarakat mengenai kesehatan dan kebersihan lingkungan tetap saja melakukan hal tersebut. Bahayanya dari membuang sampah secara sembarangan bisa menyebabkan berbagai masalah dan berbagai penyakit. Penyakit yang di maksudkan yaitu Hepatitis A, Disentri, Salmonellosis, Penyakit Pes, Demam Bedarah. Sampah juga bisa meracuni air sungai yang di pakai sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun, berbagai perlakuan manusia yang tak membuang sampah pada tempatnya menyebabkan kerusakan lingkungan. Kebiasaan didalam membuang sampah sembarangan mengakibatkan sampah menumpuk di kali atau aliran sungai. Mengakibatkan, ekosistem di dalam sungai akan rusak. Yang utama yaitu hewan yang hidup di sungai seperti ikan. Tidak sampai disitu saja, ulah manusia yang membuang sampah di sungai dapat menyebabkan tersumbatnya saluran sungai dan dapat menyebabkan banjir besar dan akan masuk di pemukiman warga sekitar sungai.

Semestinya berbagai kebiasaan masyarakat akan membuang sampah sembarangan harus di hindari mulai dari sekarangagar tidak menjadi suatu masalah besar dan kemudian mengakibatkan kerusakan lingkungan. Tidak cuma itu saja tumpukan sampah di mana-mana membuat ketidaknyamanan lingkungan dan akan berbau tak sedap akibat tidak adanya melakukan daur ulang pada sampah.

Supaya dapat menghindari permasalahan itu seharusnya warga sekitar melakukan kegiatan sosialisasi kebersihan lingkungan agar kita semua terhindari dari segala penyakit dan bencana lainnya yang tidak di inginkan.

Terdapat beberapa cara supaya kita dapat menhindari pembuangan sampah sembarangan yaitu dengan cara penimbunan yaitu cara yang hampir tiap hari di lakukan oleh setiap Negara yaitu menguburkan semua sampah, cara ini lumayan banyak di lakukan oleb berbagai Negara lain dan sangat mudah untuk di lakukan. Dengan cara melakukan pembakaran sampah juga cara yang mudah untuk di lakukan agar di di bakar zat sampah. Perihal ini di lakukan oleh industry atau oleh perorangan, pembakaran ini di lakukan pada sampah padat, cair maupun gas.

Pembakaran merupakan cara yang praktis untuk menghindari sampah yang jenisnya berbahaya. Lalu, dengan cara mendaur ulang smapah yaitu cara yang prosesnya dengan mengambil kembali sampah yang telah di buang untuk di daur ulang kembali. Beberapa cara dalam mendaur ulang yaitu pengolahan lahan secara fisik,pemulihan energy, dan pengurangan sampah.

Masalah sampah bisa diatasi dengan cara pengolahan yang baik agar bertujuan terciptanya kebersihan dan kenyamanan lingkungan agar tidak ada penyakit dan ketidaknyamanan karena banyaknya sampah di sekitar kita. Sangatlah diperlukan jasa angkutan sampah yang besar, jumlah personil yang cukup atau memadai,ketetapatan waktu/keteraturan jadwal dan ketepata objek sampah yaitu akan mudah untuk menyelesaikan masalah sampah dan kebersihan lingkungan dengan baik.

Dan persoalan besar ini, pentingnya kesadaran masyarakat kepada lingkungan agar mengolah sampah dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Tingkat dalam bagaimana rasa kesadaran manusia yang kurang akan menimbulkan rasa ketidakpedulian akan kesehatan anak-anak dan kebersihan lingkungannya.

Biarpun bukanlah sampah yang besar, sampah kecil pun bisa mengotori lingkungan kita, bila bukan dari kesadaran diri untuk tidak melakukan kebiasaan itu agar kita tak membuang sampah sembarangan dan kemudian di cemari oleh masalah lingkungan siapa lagi yang akan menyadari nya.

Dimulailah dengan cara yaitu hidup yang taat pada peraturan walaupun itu cuma hal kecil saja, bila hal kecil itu menimbulkan permaslahan besar kenapa kita tidak menghindarinya. Mulailah dengan cara berpikir bahwa lingkungan dan kebersihan penting bagi kehidupan kita semua.