Monthly Archive: February, 2020

Penggunaan Media Sosial Orang Indonesia Tinggi, Berpotensi Konflik

Penggunaan Media Sosial Orang Indonesia Tinggi, Berpotensi Konflik – Penggunaan dalam dunia media sosial saat ini yang tumbuh pesat memilki dampak positif dan negatif dalam kehidupan sosial masyarakat. Apalagi berdasarkan pada hasil data UNESCO, masyarakat Indonesia amat aktif menggunakan media sosial.

“Hasil penelitian yang dilaksanakan dari UNESCO pun menyimpulkan bahwa 4 dari 10 orang Indonesia aktif di tempat sosial seperti Facebook yang punya 3,3 juta pengguna, lantas WhatsApp dengan kuantitas 2,9 juta pengguna dan lain lain,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti yang dalam kesibukan untuk Bimbingan Teknis SDM Penyiaran pada angkatan ke 30 yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), di Jakarta. raja slot

Penggunaan Media Sosial Orang Indonesia Tinggi, Berpotensi Konflik

Tingginya angka dalam pemakaian media sosial oleh penduduk Indonesia, menurut Niken, membawa dampak risiko penyebaran konten negatif dan juga pesan provokasi dan ujaran kebencian yang bisa mengundang konflik termasuk terlalu besar. www.americannamedaycalendar.com

Niken pun mencontohkan, sering kali muncul pemberitaan palsu yang dulu tersebar di media sosial, seperti kasus Sarahchen dengan Info tak bertanggung jawab. Niken menyampaikan, tentang pemberitaan palsu mempunyai ciri khas yang bisa dideteksi.

“Berbagai ciri dalam pemberitaan palsu itu biasanya bersikeras untuk menyebarkan suatu paham tertentu. Kemudian Jika diamati dari cara penulisannya memakai metode hypnowriting, jadi tulisannya itu dibuat menonjol dan terkesan untuk menekankan sesuatu,” kata Niken.

Niken pun menyebutkan, masyarakat menggunakan pola komunikasi 10 to 90 dalam bermedia sosial. Cuma sebanyak 10 persen masyarakat yang memproduksi informasi, sedangkan 90 persen cenderung mendistribusikannya.

Untuk menekan penyebaran berbagai konten negatif di internet, Niken menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan kementeriannya. Upaya yang pertama yaitu, melakukan pemblokiran sebanyak 778 akun palsu yang terindikasi menyebar konten negatif.

“Kedua yaitu, dengan melaksanakan literasi digital dengan memicu kesibukan Generasi Positif Thinking dan Siberkreasi yang diisi oleh 86 komunitas dan juga menggandeng lebih dari satu lembaga agama, perguruan tinggi, badan pembinaan Pancasila dan tokoh masyarakat,” ujar Niken.

Kemudian usaha Ketiga yaitu yang dilakukan, ungkap Niken, dengan memproduksi pemberitaan kontra Info palsu secara akurat berasal dari information dan fakta yang ada.

Bimbingan Teknis SDM Penyiaran pada angkatan ke 30 yang dilaksanakan KPI bertujuan untuk memenuhi fungsi media massa yaitu informasi, pendidikan, mobilisasi dan hiburan. Pada  kegiatan itu, Niken pun menyampaikan pembahasan tentang segala dinamika yang dihadapi dalam penyebaran informasi di dunia digital.

Data yang didapatkan dari Trust Barometer tahun 2018 pun menguraikan, banyaknya pemberitaan palsu di sosial media membuat kepercayaan masyarakat terhadap informasi di media sosial menurun. Sedangkan kepercayaan pada institusi pemerintah meningkat dari 65 persen tahun 2015 menjadi 73 persen di 2018.

Fakta yang Mengejutkan Soal Penggunaan Media Sosial di Indonesia :

Sejalan dengan perkembangan zaman, penggunaan media sosial semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun khususnya bagi masyarakat Indonesia.

Malahan, media sosial sekarang ini bisa dikatakan menjadi suatu kebutuhan wajib bagi setiap masyarakat karena dengan tanpa adanya media sosial, mereka tidak bisa mengetahui berita-berita atau perkembangan terbaru.

Selain daripada itu, dengan media sosial kita juga dapat bertemu dengan orang-orang yang tidak kita kenal sebelumnya, membantu sesama, atau bahkan memecahkan sebuah kasus.

Dalam pembahasan kali ini, akan dijelaskan mengenai beberapa fakta mengejutkan pengguna media sosial di Indonesia yang diperoleh dari situs We Are Social seperti yang dikutip dari akun instagram @indozone.id.

Apa saja fakta-faktanya? Yuk, cek di bawah ini.

Penggunaan Media Sosial Orang Indonesia Tinggi, Berpotensi Konflik

1. Pengguna Media Sosial di Indonesia Mencapai 150 Juta Orang

Fakta yang pertama yaitu mengenai dengan jumlah pengguna media sosial. Berdasarkan data We Are Social pada awal 2019 menunjukkan pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 150 juta orang.

Itu berarti, sekitar 57 persen dari seluruh penduduk Indonesia sudah menggunakan sosial media dari jumlah total penduduk Indonesia sebesar 264 juta.

Bukan tak mungkin, angka ini akan terus menerus bertambah mengingat perkembangan teknologi yang semakin pesat dari tahun ke tahun.

2. Generasi Milenial yang Menjadi Menguasai Pengguna Media Sosial di Indonesia

Fakta yang kedua yaitu tentang usia pengguna media sosial di Indonesia. Berdasarkan pada data We Are Social pada awal 2019, menunjukkan bahwa generasi milenial menguasai pengguna media sosial di Indonesia sebesar 66 persen.

Ini pun berarti dari sebanyak 150 juta pengguna media sosial di Indonesia, 99 juta orang di antaranya adalah kaum milenial.

Tingginya angka itu dikarenakan mereka sudah mulai dibebaskan oleh orang tuanya untuk menggunakan media sosial tanpa adanya pengawasan.

3. Kaum Pria Mendominasi Pengguna Media Sosial di Indonesia

Berdasarkan pada data yang dihasilkan oleh We Are Social, didapatkan bahwa 55,5 persen, dari pengguna media sosial di Indonesia adalah kaum pria, sedangkan sisanya yaitu sebesar 45,5 persen merupakan kaum wanita.

Ini berarti, dari 150 juta pengguna media sosial di Indonesia, sekitar 83 juta pengguna merupakan laki-laki sedangkan sisanya yaitu sekitar 67 juta orang merupakan perempuan.

4. Waktu Penggunaan Media Sosial di Indonesia

Fakta yang selanjutnya yaitu mengenai dengan waktu penggunaan media sosial di Indonesia. Berdasarkan pada data yang dihimpun oleh We Are Social, didapatkan bahwa dalam sehari rata-rata orang Indonesia bisa mengahbiskan waktu hingga 3 jam 26 menit untuk beraktivitas di media sosial.

Pastinya saja angka tersebut sangat besar, mengingat 3 jam bukanlah waktu yang singkat dan bukan tidak mungkin angka tersebut dapat bertambah seiring dengan perkembangan media sosial yang semakin pesat.

5. Media Sosial yang Terbanyak Diakses Orang Indonesia

Banyaknya berbagai media sosial yang diakses oleh orang-orang Indonesia. Berdasarkan pada data dari We Are Social pada awal 2019, didapatkan bahwa YouTube adalah media sosial yang paling banyak diakses oleh orang Indonesia, yaitu sebesar 88 persen.

Ini pun berarti, dari sebanyak 150 juta pengguna media sosial di Indonesia, sekitar 132 juta di antaranya mengakses YouTube.

YouTube sendiri adalah media sosial yang memungkinkan para penggunanya untuk menggugah, menonton, dan berbagi video.

6. Entry yang Paling Dicari Oleh Orang Indonesia

Fakta ini juga masih memiliki kaitan dengan fakta sebelumnya tentang YouTube sebagai media sosial yang diakses paling banyak oleh orang Indonesia.

Berdasarkan pada data We Are Social pada awal 2019, menunjukkan bahwa entri atau kata kunci “Lagu” menjadi yang paling banyak dicari oleh orang Indonesia di YouTube.

Hal itu pun disebabkan karena kecenderungan orang Indonesia yang suka mendengarkan musik sembari melihat video klip lagu tersebut, baik saat santai ataupun di sela-sela waktu bekerja.

7. Perkembangan dalam Media Sosial yangTerpesat di Indonesia

Sejalan dengan perkembangan jaman, maka berbagai media sosial semakin gencar untuk menarik minat penggunanya dengan berbagai fitur-fitur yang ditampilkan.

Berdasarkan data We Are Social pada awal 2019, didapatkan aplikasi media sosial LinkedIn menjadi media sosial dengan perkembangan pengguna terbesar yaitu sebesar 9,1 persen.

LinkedIn ini sendiri adalah sebuah media sosial yang berorientasi bisnis, terutama digunakan untuk jaringan profesional.

Itulah berbagai fakta-fakta menarik perihal pengguna media sosial di Indonesia. Akan tetapi, fakta-fakta tersebut tak bersifat tetap dikarenakan seiring dengan berjalannya waktu para pengguna media sosial, khususnya di Indonesia semakin berkembang pesat.

Gaya Hidup yang Konsumtif Akibat Majunya Perekonomian Indonesia

Gaya Hidup yang Konsumtif Akibat Majunya Perekonomian Indonesia – Saat tahun 2018 yang lalu, peristiwa yang dialami Adelina Sau, buruh migran asal Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi sebuah kisah pilu bagi Indonesia.

Dia pun dikabarkan meninggal karena malnutrisi dan mendapat perlakuan keji dari majikannya di Malaysia. dewa slot

Kasus dari Adelina ini tidak cuma memperlihatkan buruknya tata kelola ketenagakerjaan di Indonesia, namun pada hakekatnya menjadi gambaran tentang parahnya ketimpangan di negara ini. Bila ditelusuri, Adelina adalah warga yang menemui kesulitan dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya, sehingga terpaksa keluar dari daerahnya untuk mengadu nasib di negara lain yang lebih maju. https://www.americannamedaycalendar.com/

Gaya Hidup yang Konsumtif Akibat Majunya Perekonomian Indonesia

Mengapakah persoalan semacam ini justru terjadi di saat Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dalam 20 tahun terakhir? Apa sajakah hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya?

Ekonomi membaik tapi ketimpangan menjadi berlapis

Pascakrisis ekonomi pada 1998, Indonesia yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan, dengan konsumsi rumah tangga sebagai penggerak utama pertumbuhan itu.

Walau pun demikian, laporan Bank Dunia di tahun 2015 menyebutkan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi Indonesia ini hanya bisa dinikmati oleh 18-20% masyarakatnya. Mereka yang diidentifikasi sebagai masyarakat konsumtif yang umumnya tinggal di perkotaan.

Kalangan masyarakat ini mempunyai tingkat dan kualitas pendidikan yang tinggi, sehingga mereka memiliki kesempatan lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi pula. Dengan penghasilan yang tinggi, kalangan ini menjadi segmen konsumen yang paling berdaya di pasar. Mereka yang lebih cenderung dalam mengkonsumsi tidak cuma untuk memenuhi kebutuhan harian, namun juga untuk merayakan gaya hidup dan status sosial. Mereka pun membeli berbagai barang mewah, berwisata ke luar negeri, maupun mengenyam pendidikan di universitas-universitas ternama.

Dengan skenario pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5-6% per tahun, jumlah masyarakat konsumtif di Indonesia ini akan makin meningkat, dari 85 juta orang di tahun 2020 menjadi 135 juta orang di tahun 2030. Artinya, aktivitas konsumsi untuk kepentingan gaya hidup pun semakin menjadi perihal yang umum dan normal dilakukan.

Akan tetapi, tak semua orang dapat merayakan gaya hidup konsumtif seperti itu. Masyarakat yang sulit dalam mengakses sumber daya dan peluang kerja yang baik, misalnya, akan makin tersisih secara sosial.

Budaya konsumerisme ini pun kemudian melahirkan watak masyarakat yang terikat dengan falsafah hedonisme. Setiap  individu dalam ekosistem sosial akan terus berupaya untuk mengejar kegemilangan materi, yang dengannya dapat menunjang kemudahan mereka dalam mengonsumsi berbagai macam bentuk komoditas lain, agar citra diri/status sosialnya dikalangan masyarakat bisa tetap terjaga.

Egosentrispun timbul sehingga rasa akan solidaritas dan kepedulian terhadap sesama kemudian hilang. Karena itulah mengapa dalam nas-nasnya, dapat pula kita temukan bagaimana agama juga turut mempersoalkan hal tersebut.

Mengapa tak seluruh orang punya akses?

Gaya Hidup yang Konsumtif Akibat Majunya Perekonomian Indonesia

Kesulitan akses pada sumber daya serta peluang ekonomi bisa disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu dari berbagai faktor yang disebutkan dalam laporan Bank Dunia yang disinggung di atas adalah kondisi awal individu pada saat dilahirkan. Banyak masyarakat di Indonesia yang lahir dengan kondisi keluarga yang miskin, tinggal di daerah pelosok yang jauh dari layanan dasar seperti sekolah, rumah sakit, perlindungan sosial, dan sebagainya.

Situasi awal yang kurang beruntung ketika saat lahir mengurangi kesempatan mereka untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, mereka mudah tersisih dari persaingan mendapatkan pekerjaan dengan upah yang tinggi. Banyak yang pada akhirnya cuma bekerja di sektor-sektor informal yang berpenghasilan rendah seperti sebagai karyawan toko, supir maupun nelayan.

Karena dengan berpenghasilan rendah, mereka tidak mampu berpartisipasi dalam konsumsi gaya hidup yang makin umum dilakukan dengan membaiknya perekonomian Indonesia.

Dampak destruktif

Bila seorang individu yang tersisih dari suatu aktivitas yang normal dilakukan banyak orang, maka kebutuhan dasarnya akan rasa memiliki atau menjadi bagian dari suatu kelompok sosial menjadi tidak terpenuhi. Perihal ini membuat individu tersebut cenderung mudah bersikap menerima saja. Misalnya orang tersebut pasrah saja diberi gaji sebesar apapun.

Selain dari pada itu, ketersisihan juga melumpuhkan kemampuan individu untuk menalar informasi dengan baik, dan membuat mereka menjadi lebih bergantung pada emosi dalam membuat keputusan. Kecenderungan semacam ini pun membuat mereka rentan terhadap manipulasi, sekaligus melemahkan mereka dalam merespons perlakuan diskriminatif yang mereka terima dari orang lain.

Perihal ini persis seperti yang dialami oleh Adelina di atas. Tersisihnya golongan masyarakat yang tertentu dari kegiatan sosial dan ekonomi membuat mereka, khususnya anak-anak dan perempuan, menjadi rentan. Mereka yang menjadi mudah dimanipulasi oleh berbagai pihak yang tak bertanggungjawab hingga terjerumus dalam praktik migrasi beresiko, eksploitasi, dan perbudakan modern.

Ketersisihan pun membuat orang mudah melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri. Tingginya tingkat konsumsi rokok pada masyarakat miskin, misalnya, menggambarkan kecenderungan ini.

Apa yang perlu dilakukan?

Warga masyarakat yang tersisih dari berbagai aktivitas konsumsi yang telah menjadi norma hidup yang baru rentan mendapat predikat sebagai warga kelas dua. Walau berbagai hambatan yang mereka alami banyak bersifat struktural dan sosio-kultural, sering kali mereka harus menyelesaikan masalah mereka sendiri, sama seperti yang dilakukan Adelina.

Oleh sebab itu, mengingat ambisi Indonesia untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia di tahun 2030, maka ketimpangan berlapis ini perlu dipetakan dan diminimalisir mulai dari bentuknya yang paling ekstrim. Menciptakan berbagai lapangan kerja untuk masyarakat miskin, membangun infrastruktur di daerah-daerah terpencil, dan memperluas akses pelayanan publik bagi masyarakat yang tinggal di pelosok adalah langkah-langkah awal yang bisa ditempuh.

Selain dari pada itu, kecenderungan sosio-kultural akibat perekonomian yang membaik juga perlu diantisipasi. Berkembangnya pola konsumsi untuk kepentingan gaya hidup serta peranan pelaku pasar dan media di baliknya perlu dicermati dengan kritis, agar masyarakat yang paling rentan tidak makin terpuruk oleh dampak-dampak sosial dan psikologis yang bisa ditimbulkan olehnya.

Ciri-ciri gaya hidup konsumtif terlebih dahulu.

1. Gengsi yang tinggi dan lingkup pergaulan

Sifat yang satu ini memang biasanya menjadi pendorong utama seseorang terjebak dalam perilaku konsumtif, apalagi bagi kaum millenial yang baru saja mendapatkan pekerjaan, mereka ingin dipandang mampu dimata teman-teman sebayanya, terutama dari segi finansial. Banyak juga yang beranggapan bahwa dengan berteman dengan kelompok yang cenderung konsumtif akan dianggap gaul. Gaul bukan berarti mesti konsumtif kok!

2. Membeli produk hanya untuk status

Tidak jarang pula individu menganggap bahwa barang yang mereka gunakan akan menunjukan status sosialnya di masyarakat. Mereka merasa harus menggunakan sesuatu dengan ‘merek’ terkenal dengan harga yang tinggi hanya agar terlihat keren dimata orang lain dengan mengesampingkan kebutuhan mereka.

3. Membeli produk karena terperdaya iklan atau endorsement

Banyak juga nih, masyarakat yang termakan iklan atau iming-iming dari suatu penawaran produk, entah itu kemasan yang menarik, hadiah atau bisa jadi karena model yang mengiklankan adalah artis, influencer, atau idola mereka

4. Selalu mengikuti tren

Tren gadget, tren fashion dan sebagainya. Individu itu cenderung tidak ingin dirinya ketinggalan dengan tren yang ada, setiap produk terbaru muncul dia tidak segan untuk merogeh koceknya demi suatu tren yang berkembang. Padahal apabila mengikuti tren, tidak akan ada habisnya. Sebenarnya, mengikuti perkembangan bukan hal yang negatif, tentu harus diimbangi dengan kontrol yang tepat.

Sampah Menjadi Persoalan Lingkungan di Indonesia

Sampah Menjadi Persoalan Lingkungan di Indonesia – Sampah adalah suatu benda yang tak ternilai atau tak berharga yang ada di sekitar lingkungan masyarakat. Di negara Indonesia kita bisa melihat sampah dimana-mana khususnya di daerah perkotaan dan sekarang menjadi masalah besar lingkungan Indonesia.

Sampah di negara Indonesia adalah masalah yang sangat serius dan juga menjadi masalah social, ekonomi dan budaya. Dan nyaris di semua kota di Indonesia mengalami kendala dalam mengolah sampah. perihal ini terjadi dikarenakan pengolahan TPA (tempat pembuangan akhir) di sebuah kota lahannya masih kurang sehingga masyarakat banyak membuang sampah di sungai. nexus slot

Sampah Menjadi Persoalan Lingkungan di Indonesia

Bukan saja di daerah sungai akibat kurangnya TPA yang mengakibatkat masyarakat sampah ke selokan, kali, dan di lautan. Oleh karena itu kebersihan dan juga ekosistem laut akan rusak, misalnya seperti ikan dan terumbu karang akibat sampah plastik yang di buang oleh warga yang tinggal di sekitar pantai. Dan ada pula yang di beritakan bahwa seekor paus di temukan di pinggir pantai dengan se isi perutnya terdapat berbagai macam sampah plastik yang telah masuk dalam perutnya dan sulit untuk melakukan pencernaan makanan. www.mrchensjackson.com

Indonesia yang termasuk ke dalam 10 besar Negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Perihal ini tak menutup kemungkinan menimbulkan sejumlah persoalan lanjutan, diantaranya merupakan produksi sampah dan pembuangannya.

Berdasarkan dari data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bahwa Indonesia memproduksi sampah hingga 65 juta ton pada 2016 tahun lalu. Dan jumlah kini naik 1 juta ton dari sebelumnya. Berdasarkan pada laporan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan sampah yang dihasilkan berdominan sampah organic yang mencapai sekitar 60 persen dan sampah plastik yang mencapai sebesar 15 persen dari total timbulan sampah, terutama di daerah perkotaan.

Sesuai dengan data tersebut yang menunjukan dalam 10 tahun terakhir banyaknya sampah plastik terus meningkat. Tidak dapat di pungkiri sampah yang tak di kelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran di lingkungan kita.

Persoalan yang timbul atau sering terjadi di TPA akan merambat ke hulu yang mengakibatkan terhentinya atau terhambatnya pengangkutan sampah dari sumber sampah ke TPA. Sampah adalah suatu musuh bagi lingkungan karena mampu menimbulkan dan mencermari lingkukan. Lingkungan yang kondisinya tercemar oleh pembuangan sampah akhirnya akan kotor, kumuh, jorok dan bau kemuadian akan menimbulkan penyakit seharusnya pembuangan sama merupakan masalah yang harus di tangani pada awal yang perlu untuk diperhatikan secara pokok atau utama agar tidak mengakibatkan masalah yang begitu cukup serius dalam masalah lingkungan di Indonesia.

Biarpun telah di atur oleh undang-undang tentang pelanggaran membuang sampah sembarangan akan mendapat denda atau di kenakan sanksi, akan tetapi lain hal nya dengan warga Indonesia, walaupun sudah di oeringati di larang membuang smapah sembarangan tetap saja di lakukan dan akhirnya akan menimbulkan keadaan lingkungan tidak bersih atau dengan bahsa kasarnya kotor.

Pada sampah rumah tangga dapat di bedakan yaitu ada sampah kering dan sampahh basah bila ini berjalan dengan baik maka akan mengurangi pembuangan sampah yang tak teratur serta polusi lingkungan. Kesadaran pikiran serta pandai dalam membuang sampah juga sangat penting agar mudah di daur ulang kembali.

Pembuangan berbagai sampah yang tak teratur pun (tak pada tempatnya) menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia meskipun itu akhirnya menjadi penyebab kerusakan lingkungan dan ketidaknyamanan untuk mereka sendiri. Meskipun sudah di sediakan tempat sampah di sekeliling atau pada suatu tempat umum seperti di jalanan, taman, sekolah, rumah sakit, dan di tempat lainnya.

Namun, tetap saja tangan-tangan kotor yang tidak peduli akan kebersihan membuang sampah di sembarang tempat. Terdapat pula di tempat umum yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan, habis makan buang sembarangan meskipun sampahnya kecil dan tak jauh tempatnya dengan pembuangan sampah(tong sampah). Akibatnya pun sifat malas membuang sampah pada tempatnya menimbulkan pencemaran lingkungan.

Kurangnya rasa kesadaran masyarakat mengenai kesehatan dan kebersihan lingkungan tetap saja melakukan hal tersebut. Bahayanya dari membuang sampah secara sembarangan bisa menyebabkan berbagai masalah dan berbagai penyakit. Penyakit yang di maksudkan yaitu Hepatitis A, Disentri, Salmonellosis, Penyakit Pes, Demam Bedarah. Sampah juga bisa meracuni air sungai yang di pakai sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun, berbagai perlakuan manusia yang tak membuang sampah pada tempatnya menyebabkan kerusakan lingkungan. Kebiasaan didalam membuang sampah sembarangan mengakibatkan sampah menumpuk di kali atau aliran sungai. Mengakibatkan, ekosistem di dalam sungai akan rusak. Yang utama yaitu hewan yang hidup di sungai seperti ikan. Tidak sampai disitu saja, ulah manusia yang membuang sampah di sungai dapat menyebabkan tersumbatnya saluran sungai dan dapat menyebabkan banjir besar dan akan masuk di pemukiman warga sekitar sungai.

Semestinya berbagai kebiasaan masyarakat akan membuang sampah sembarangan harus di hindari mulai dari sekarangagar tidak menjadi suatu masalah besar dan kemudian mengakibatkan kerusakan lingkungan. Tidak cuma itu saja tumpukan sampah di mana-mana membuat ketidaknyamanan lingkungan dan akan berbau tak sedap akibat tidak adanya melakukan daur ulang pada sampah.

Supaya dapat menghindari permasalahan itu seharusnya warga sekitar melakukan kegiatan sosialisasi kebersihan lingkungan agar kita semua terhindari dari segala penyakit dan bencana lainnya yang tidak di inginkan.

Terdapat beberapa cara supaya kita dapat menhindari pembuangan sampah sembarangan yaitu dengan cara penimbunan yaitu cara yang hampir tiap hari di lakukan oleh setiap Negara yaitu menguburkan semua sampah, cara ini lumayan banyak di lakukan oleb berbagai Negara lain dan sangat mudah untuk di lakukan. Dengan cara melakukan pembakaran sampah juga cara yang mudah untuk di lakukan agar di di bakar zat sampah. Perihal ini di lakukan oleh industry atau oleh perorangan, pembakaran ini di lakukan pada sampah padat, cair maupun gas.

Pembakaran merupakan cara yang praktis untuk menghindari sampah yang jenisnya berbahaya. Lalu, dengan cara mendaur ulang smapah yaitu cara yang prosesnya dengan mengambil kembali sampah yang telah di buang untuk di daur ulang kembali. Beberapa cara dalam mendaur ulang yaitu pengolahan lahan secara fisik,pemulihan energy, dan pengurangan sampah.

Masalah sampah bisa diatasi dengan cara pengolahan yang baik agar bertujuan terciptanya kebersihan dan kenyamanan lingkungan agar tidak ada penyakit dan ketidaknyamanan karena banyaknya sampah di sekitar kita. Sangatlah diperlukan jasa angkutan sampah yang besar, jumlah personil yang cukup atau memadai,ketetapatan waktu/keteraturan jadwal dan ketepata objek sampah yaitu akan mudah untuk menyelesaikan masalah sampah dan kebersihan lingkungan dengan baik.

Dan persoalan besar ini, pentingnya kesadaran masyarakat kepada lingkungan agar mengolah sampah dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Tingkat dalam bagaimana rasa kesadaran manusia yang kurang akan menimbulkan rasa ketidakpedulian akan kesehatan anak-anak dan kebersihan lingkungannya.

Biarpun bukanlah sampah yang besar, sampah kecil pun bisa mengotori lingkungan kita, bila bukan dari kesadaran diri untuk tidak melakukan kebiasaan itu agar kita tak membuang sampah sembarangan dan kemudian di cemari oleh masalah lingkungan siapa lagi yang akan menyadari nya.

Dimulailah dengan cara yaitu hidup yang taat pada peraturan walaupun itu cuma hal kecil saja, bila hal kecil itu menimbulkan permaslahan besar kenapa kita tidak menghindarinya. Mulailah dengan cara berpikir bahwa lingkungan dan kebersihan penting bagi kehidupan kita semua.

Masalah Sosial Pada Masa Kini

Masalah Sosial Pada Masa Kini – Pada tanggal 20 Desember 1948 yang ditetapkan sebagai salah satu hari bersejarah Indonesia, yakni Hari Sosial. Hari Sosial ditetapkan untuk mengenang keberhasilan seluruh lapisan masyarakat dalam mempertahankan Indonesia dimana pada saat itu Belanda ingin kembali menjajah Indonesia dengan menduduki ibukota Yogyakarta, karena pada saat itu juga peristiwa bersejarah bersatunya seluruh lapisan masyarakat untuk mengatasi permasalahan dalam mempertahankan kedaulatan negara.

Oleh sebab itu, Menteri Sosial pertama Republik Indonesia ketika saat itu Iwa Koesoema Soemantri menetapkan 20 Desember 1948 “Hari Sosial”, lalu diubah kembali 20 Desember 1976 oleh Menteri Sosial HMS mintardja SH “Hari Kebhaktian Sosial Nasional”, dan Peringatan ke-XXVI 20 Desember 1983 Menteri Sosial yang menjabat pada saat itu Nani Soedarsono, SH. Merubahnya dengan “Hari Kebhaktian Sosial Nasional” menjadi “Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional” atau HKSN. slot

Masalah Sosial Pada Masa Kini

Peringatan HKSN ini sendiri digunakan untuk menyadarkan dan menumbuhkan solidaritas setiap warga Negara Indonesia guna menjaga keutuhan NKRI. Kesetiakawanan sosial merupakan perilaku atau rasa solidaritas sosial yang dilandasi dengan kepercayaan dan kecintaan terhadap sesama. Semangat kebersamaan, gotong royong, dan saling membantu sejatinya menjadi bukti dari kesetiakawanan https://www.mrchensjackson.com/

Warga Negara Indonesia selalu dikaitkan sebagai bangsa yang tingkat toleransi saling membantu tinggi. Akan tetapi semenajak tahun 2017 samapai saat ini banyak sekali isu-isu yang ingin memecah belah kesatuan NKRI, mulai dari isu SARA dan Politik. Peran dari setiap anggota masyarakat dan peran lembaga pemerintahan sangat diperlukan guna menjaga persatuan, adanya aksi damai, toleransi umat beragama, dan sosialisasi merupakan kegiatan positif menjaga Bhineka Tunggal Ika.

Banyak yang mengetahui bahwa pahlawan-pahlawan berjasa membela negara untuk merdeka, namun masih banyak diantara kita tidak sadar betapa susahnya dulu pahlawan-pahlawan kita untuk merebut NKRI dari kekuasaan penjajah sampai harus memperjuangkan hidupnya demi tanah air. Selain dari pada itu, sudah menjadi tanggungjawab setiap warga negara untuk membela tanah air dan adanya rasa kesadaran pahlawan hebat kita dulu atas dasar persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia berhasil dalam merebutkan kemerdekaan dari tangan penjajah-penjajah yang kurun waktu menduduki sekitar 350 tahun.

Masalah sosial yang sudah terjadi ketika saat penjajahan dibandingkan masalah sosial yang terjadi pada saat ini sangat jauh berbeda. Kepekaan terhadap negara sangat berkurang drastis dibandingkan pada saat penjajahan. Padahal kita pun tak lagi angkat senjata, tidak lagi bidik musuh dengan senapan, tidak lagi menggunakan bambu runcing untuk ikut serta membela negara. Tali persaudaraan adalah suatu citra bangsa untuk menjadikan bangsa yang kuat. Masalah-masalah yang dihadapi negara memang beragam namun yang menjadi utama dalam penanganan adalah masalah sosial.

 Masalah-masalah Sosial

Implementasi HKSN begitu diperlukan sebagai mata rantai persaudaraan bangsa Indonesia. Aksi sosial yang telah dibangun Indonesia diperlukan untuk tetap menjaga keeratan berwarga negara. Akan tetapi, sangat disayangkan sekali di zaman milenial sekarang masih banyak yang salah menggunakan kekuasaan akibat adanya oknum wakil rakyat yang korupsi. Sebagai contohnya kurang sadarnya dan betapa hina perbuatan berikut, terlebih yang dikorupsikan pun adalah  bantuan sosial, dimana kita tahu sendiri bantuan sosial diperuntukan untuk warga yang kurang mampu dalam perekonomian, kesehatan, pendidikan dan yang lainnya, hibah sosial juga digunakan untuk yang terkena bencana seperti meletusnya gunung agung, erupsi gunung sinabung yang sudah bertahun-tahun, bencana banjir bandang di Pacitan dan bencana alam yang terjadi di 2017.

Masalah Sosial Pada Masa Kini

Sungguh keji  rasanya setiap oknum pemerintahan berperilaku sebagai tikus-tikus berdasi yang mencuri uang rakyat, sehingga banyak masyarakat yang mengeluhkan korupsi ini akibatnya pelayanan berkurang dan pertumbuhan infrastruktur terhambat dan perekonomian terhambat.

Pada saat tahun 2017 masalah sosial yang terjadi di negara Indonesia merupakan masalah Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA). Tahun ini (2018) bisa dikatakan masalah isu SARA menjadi masalah darurat karena menyangkut kesatuan dan persatuan Indonesia. Banyaknya orang-orang yang tak bertanggung jawab yang menyinggung SARA mengakibatkan masyarakat yang geram dan mudah terprovokasi. Karena mau memecah bela dan ingin menjatuhkan pemerintahan demi kekuasaan, isu SARA diperalat untuk kebutuhan politik maka dampaknya banyak yang terintimidasi untuk menyampaikan pendapat. Mengapa kita masih mudah terprovokasi dengan perihal yang kotor tersebut padahal motto atau semboyan bangsa “Bhineka Tunggal Ika” melekat kuat dalam diri Negara kita Indonesia.

Masalah sosial selanjutnya adalah masalah kemiskinan. Karena merupakan negara yang berkembang, tingkat kemiskinan Indonesia cukup memprihatinkan dari tahun ke tahun, Badan Pusat Statistika (BPS) mencatat maret 2017 jumlah penduduk miskin, yakni penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai 27,77 juta orang (10,64 %) dari jumlah total penduduk.

Akibat dari kemiskinan sejalan dengan tingkat pengangguran yang tinggi sehingga angka kriminalitas yang terjadi memprihatinkan dari mulai perampokan, begal, pencurian motor, dan lainnya. Dan lebih mirisnya lagi sebagian dari warga Negara Indonesia harus mencari pekerjaan di luar negeri, tamat SLTA sudah harus ke negeri seberang mencari pundi-pundi uang, terpisah dengan keluarga dan terikat kontrak kerja.

Indonesia adalah salah satu negeri yang tingkat korupsinya sangat tinggi. Sebab, banyak pejabat yang menyelewengkan uang negara dan memanipulasi keuangan baik untuk kepentingan pribadi maupun golongan. Korupsi di Indonesia terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Tindak pidana korupsi sudah meluas dalam masyarakat, baik dari jumlah kasus yang terjadi dan jumlah kerugian negara maupun dari segi kualitas tindakk pidana yang dilakukan semakin sistematis serta lingkupnya yang memasuki seluruh aspek kehidupan masyarakat.

Bahkan yang lebih miris lagi adanya pejabat pemerintahan mengkorupsi dana Bantuan Sosial (Bansos) yang kita ketahui dana tersebut dikucurkan untuk rakyat yang kurang mampu, terkena bencana alam, biaya pendidikan dan biaya kesehatan. Sungguh menjadi ironi dan memprihatinkan. Seluruhnya itu diakibatkan oleh ulah dari para koruptor yang akhirnya menghambat pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Tugas Bersama

Masalah sosial Indonesia tidak saja menjadi tugas dan tanggung jawab lembaga pemerintahan tetapi tugas bersama. Selaku mahluk sosial dan warga negara Indonesia, kita harus saling menolong, menopang, bergotong royong. Kita pun mengetahui bahwa persatuan dan kesatuan Indonesia harus kita pertahankan. Jangan mudah terprovokasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab, bijak terhadap berita hoax, menjaga sikap untuk tidak saling fitnah namun saling menghormati pendapat orang lain.

Indonesia adalah negara yang kuat dan besar. Hal itu dibuktikan betapa hebatnya pahlawan kita menyatukan Indonesia. Atas dasar Bhineka Tunggal Ika mari kita jaga kerukunan warga negara, kita pecahkan bersama masalah-masalah sosial yang ada dan kita harus sadar perbedaan itu adalah indah.

Frengki Syaputra Purba, yang merupakan seorang mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Unika Santo Thomas Medan. Dia aktif di Komunitas Menulis Mahasiswa “Veritas” Unika Santo Thomas.

Ketika Pergeseran Dalam Nilai Terjadi

Ketika Pergeseran Dalam Nilai Terjadi – Banyak warga negara di Indonesia yang pada jaman ini yang mulai kehilangan budaya nya. Salah satu dari berbagai budaya yang mulai pudar adalah budaya untuk peduli dan membantu orang lain. Kerap kali masyarakat Indonesia di jaman ini lebih memilih untuk bersikap apatis. Mementingkan hanya kepentingannya sendiri tanpa berpikir itu akan menyakiti atau membawa dampak negatif ke orang lain dan juga enggan untuk membantu saudaranya yang kesusahan.

Beberapa dari penyebab mengapa rasa apatis bisa muncul dikarenakan kurang nya rasa persatuan yang ada. Sudah seharusnya sebagai warga negara Indonesia kita saling bantu membantu. Tanpa mendiskriminasi ras,agama maupun suku. Bukan kah negara kita dapat merdeka dikarenakan adanya rasa persatuan,dan saling membahu untuk meraih kemenangan? slot online

Perpecahan, sifat mementingkan diri sendiri, acuh tak acuh, kini seakan-akan menjadi norma baru dalam masyarakat Indonesia. Tolong-menolong, gotong-royong, kepedulian antarsesama menjadi barang angka.

Ketika Pergeseran Dalam Nilai Terjadi

Bagaimana kita dapat mengatasi masalah sosial yang besar ini? Peringatan Hari Kesetiawanan Sosial Nasional (HKSN) tiap pada tanggal 20 Desember merupakan upaya mengenang, menghayati dan meneladani semangat persatuan, kesatuan, kegotongroyongan dan kekeluargaan rakyat Indonesia yang bahu-membahu mengatasi permasalahan dalam mempertahankan rasa kedaulatan bangsa atas pendudukan kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia oleh tentara Belanda pada tahun 1948. www.benchwarmerscoffee.com

Akan tetapi disayangkan sekarang ini jiwa dan semangat kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan dan kerelaan berkorban tanpa pamrih makin luntur. Padahal sikap gotong royong dan saling tolong menolong merupakan ruh dari Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan dan pemersatu bangsa.

Pemerintah Jawa Tengah menyadari betul bahwa dengan mulai lunturnya sikap tersebut. Apalagi pada para generasi muda yang cenderung lebih sering berinteraksi dengan media sosial melalui gawai. Bahkan banyak pula yang bersikap selfish. Ngrumat Bebrayan Guna mencegahnya, langkah yang dilakukan pun beragam.

Tak hanya mengajak secara formal dalam kegiatan-kegiatan kepemudaan, namun juga diselenggarakan sejumlah kegiatan untuk menumbuhkan kembali sikap gotong royong. Perihal itu pula tertuang dalam tema Hari Jadi ke-69 Provinsi Jateng tahun 2019, ngrumat bebrayan. Filosofinya yaitu persatuan dan kesatuan dan semangat gotong-royong masyarakat.

Selain dari pada itu, tema ini juga mengandung nilai budaya yang harus dirawat, yakni paseduluran dan bebrayan. Kedua kata itu adalah implementasi konkret dari sila ke-3 Pancasila, yakni Persatuan Indonesia.

Gubernur Ganjar Pranowo menegaskan, persatuan Indonesia saat ini sangat dibutuhkan, oleh karenanya, diperlukan toleransi, berhati-hati dalam bermedia sosial, dan menggunakan gawai. Menurut Ganjar, ngrumat bebrayan merupakan bagian dari cara merawat persaudaraan, kekeluargaan dan menjaga perasaan, sehingga terwujud persatuan dan Indonesia kuat.

Didalam program kegiatan, saling tolong menolong dituangkan dalam program seperti ”Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng”. Masyarakat pun diminta supaya ikut terlibat aktif dalam menjaga kesehatan ibu-ibu hamil dan janin di lingkungan sekitarnya. Apalagi Jawa Tengah pun mempunyai pekerjaan rumah untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi.

Wakil Gubernur Taj Yasin pun meminta gotong royong dan kerja sama mesti ditumbuhkan dalam hal positif. Masih banyak lagi permasalahan lain yang mesti dicegah melalui gotong royong. Mulai dari penanganan stunting, hingga kemiskinan. Caranya yaitu, masyarakat mesti peduli dengan kondisi masyarakat di lingkungannya.

Misalnya seperti ada tetangga yang kesulitan ekonomi maka bisa saja diajak untuk bersama-sama dalam usaha. Sehingga perekonomian akan jalan. Di samping itu, kegiatan kegotongroyongan dalam hal fisik juga mesti digenjot. Seperti dengan gotong royong membenahi jalan, menjaga kebersihan, hingga kegiatan sosial kemasyarakatan.

Modal Sosial

Menurut Dosen Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang (Unnes) Edi Kurniawan SPd MPd , nilai-nilai gotong royong seakan menjadi penciri budaya bangsa Indonesia yang semangatnya mengalir deras dalam urat nadi masyarakat. Selaku bangsa yang multikultural serta kaya budaya yang masih kental, gotong royong menjadi penguat solidaritas masyarakat.

Selain itu menjadi modal sosial yang meningkatkan kohesivitas masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Di Jawa, praktik gotong royong dikenal dengan tradisi Gugur Gunung Ro’an dan Sambatan, yaitu bentuk kerja sama antarmasyarakat pada kegiatan membangun rumah dan kebersihan lingkungan.

Ketika Pergeseran Dalam Nilai Terjadi

Tradisi Nyinom atau Rewang pada kegiatan saling membantu antarwarga yang memiliki acara seperti khitanan. Meski demikian, saat ini telah terjadi pergeseran kebudayaan, nilai-nilai, dan norma-norma kehidupan masyarakat. ”Perkembangan globalisasi dan modernisasi mendorong pergeseran paradigma kehidupan masyarakat sebagai akibat dari meningkatnya kebutuhan hidup manusia.

Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan sebuah ruang baru yang bersifat artifisial dan maya, yaitu cyberspace,” ungkapnya. Karenanya, cyberspace sudah mengalihkan berbagai aktivitas manusia baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, kultural, dan spiritual, dari dunia nyata ke dalam berbagai bentuk substitusi artifisialnya.

Menurut Edi, yang merupakan seorang migrasi humanitas ini berdampak pada pergeseran aktivitas kehidupan manusia. Berbagai macam cara hidup yang sebelumnya didasarkan pada relasi-relasi alamiah atau natural, kini dilakukan secara artifisial. Perubahan sosial dalam kehidupan dan interaksi antarmasyarakat sangat linier dengan perkembangan paradigma masyarakat dunia dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Momentum Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional perlu disadari adanya perubahan sosial dalam aspek gotong royong, tolong menolong, dan kearifan lokal yang memang terjadi. Edi yang juga Satgas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jateng menegaskan, globalisasi telah melahirkan paradoks di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Globalisasi juga mendorong lahirnya peradaban modern yang didasari paradigma baru, berupa kebebasan individu, rasionalitas, efisiensi, dan efektivitas. Konsekuensi logis dari hal ini tidak lain adalah lahirnya manusia-manusia yang mempersepsikan dirinya sebagai pemilik dirinya sendiri dan tidak berhutang budi pada masyarakat.

Dengan paradigma rasional dan materealistik, kata dia, masyarakat hanya melakukan kegiatan yang akan membawa keuntungan ekonomi bagi dirinya dan mengesampingkan prinsip solidaritas antarmanusia. ”Perihal inilah yang kemudian menyebabkan bagaimana memudarnya budaya gotong royong dan saling menolong dalam kehidupan masyarakat,” tandasnya. Budaya dalam gotong royong di Indonesia belumlah hilang, tapi bertranformasi dan berubah dalam dimensi pola, ruang, dan waktu.

Dia menjelaskan, gotong royong dimaknai sebagai kegiatan berkumpul untuk saling membantu dan menyumbang pikiran dan tenaga guna menyelesaikan suatu pekerjaan atau permasalahan. Kini, gotong royong tidak lagi identik dengan kegiatan berkumpul bersama secara tatap muka tapi dilakukan dalam dunia digital yang dimediasi oleh teknologi artifisial.

Melalui teknologi digital berupa internet dan sosial media, masyarakat masih saling bersimpati, berempati, dan saling tolong menolong satu sama lain dalam menyumbangkan pikiran dan materi.

Menurut dia, proses gotong royong telah bermetamorfosis di tengah derasnya arus globalisasi dalam bentuk sosial media. Hadirnya situs yang merupakan penyedia jasa perantara dalam penggalangan dana di Indonesia, seperti KitaBisa.com, Kolase.com, Akseleran, GandengTangan, AyoPeduli.Id, Indiegogo, dan Kickstarter menjadi bukti nyata gotong royong di dunia maya.

Pada saat momentum Hari Kesetiakawanan Nasional, Edi pun menilai perlunya pemaknaan kembali terhadap budaya gotong royong, nilai tolong menolong, dan persaudaraan antarmasyarakat. Dua dimensi gotong royong mesti diwujudkan guna menjaga integrasi dan kohesivitas masyarakat. Ia pun mengatakan, solidaritas di dunia maya yang diwujudkan melalui rasa empati dengan gerakan sumbangan materi untuk orang membutuhkan, tidak ada maknanya tanpa disertai gerakan gotong royong dalam dunia nyata.

Begitu pula sebaliknya, gotong royong di dunia nyata juga perlu disertai dengan gotong royong di dunia maya, sehingga nilai-nilai tolong menolong tersebut dapat membumi dalam dimensi ruang yang luas.

Orang Indonesia Tak Percaya Bahwa Pemanasan Global Akibat Manusia

Orang Indonesia Tak Percaya Bahwa Pemanasan Global Akibat Manusia – Responden yang asal Indonesia yang tidak percaya perubahan iklim dipicu perilaku manusia tertinggi dibanding 23 negara lain, merujuk survei terbaru YouGov.

Survei yang terbaru dari lembaga YouGov menyajikan kesimpulan mengejutkan: responden asal Arab Saudi, Indonesia, dan Amerika Serikat menjadi tiga besar paling tak percaya ada perubahan iklim akibat aktivitas manusia. AS pun menjadi negara dengan responden paling banyak menolak gagasan pemanasan global dibanding negara maju lainnya. Total terdapat 23 negara yang kali ini disurvei oleh YouGov, melibatkan 25.325 responden. premium303

Orang Indonesia Tak Percaya Bahwa Pemanasan Global Akibat Manusia

The Guardian mengambil hasil dari survei tersebut, sebanyak 18 persen responden asal Indonesia mengakui perubahan iklim nyata, “tetapi tidak disebabkan oleh ulah manusia.” Lebih tinggi dibandingkan dengan responden Arab Saudi (15 persen), dan Amerika Serikat (13 persen). Akan tetapi detail lebih lanjut soal alasan tak percaya ini masih belum dijabarkan oleh Guardian. Sejauh ini pun sikap menolak gagasan manusia memicu pemanasan global, beriringan dengan banyak-tidaknya populasi konservatif ataupun sayap kanan di negara tersebut. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Di negra Amerika Serikat sebanyak, 52 persen responden yang mengidentifikasi dirinya sebagai “sayap kanan” saat disurvei YouGov menyatakan pemanasan global adalah hoax ataupun teori konspirasi yang diusung oleh Presiden Donald Trump.

Tiga besar dari negara yang tidak percaya perubahan iklim dipengaruhi aktivitas manusia ini juga sama-sama mengandalkan ekonominya pada industri ekstratif, baik itu minyak ataupun batu bara. The Guardian pun melaporkan negara Arab Saudi, sekutu utama AS di Timur Tengah dan negara pengekspor minyak terbesar, respondennya banyak yang menyangkal bahwa perilaku manusia berpengaruh atas perubahan iklim.

Survei ini yang digelar oleh YouGov, perusahaan riset dan analitik data di Inggris sebagai bagian dari Proyek Globalisme YouGov-Cambridge. Proyek tersebut kolaborasi antara YouGov, para peneliti University of Cambridge, serta The Guardian.

Total sebanyak 25 ribu orang yang disurvei dari Eropa, Afrika, Asia dan Amerika. Khusus Indonesia, jumlah orang yang terlibat jajak pendapat ini mencapai 1.001 orang. Para peneliti pun juga menanyakan berbagai hal berkaitan makanan, perjalanan, teknologi, imigrasi, keyakinan budaya dan lingkungan untuk memahami sikap responden global tentang populisme dan globalisasi.

Para ilmuwan iklim pun sepakat bahwa manusia merupakan penyebab perubahan iklim selama tiga dekade terakhir. PBB meriliskan ringkasan dari laporan baru menunjukkan satu juta spesies bumi terancam punah karena ulah manusia. Kesimpulan yang lainnya: manusia mempercepat kepunahan pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Info baiknya, berdasarkan dari The Guardian, YouGov yang mendapati mayoritas responden di seluruh dunia setuju perubahan iklim itu ancaman nyata. Malahan di Amerika sendiri, 40 persen responden mengatakan manusia setidaknya bertanggung jawab atas kerusakan alam. Sementara itu pun, sepertiga responden meyakini manusia adalah penyebab dominan berbagai kerusakan lingkungan parah di muka bumi, sehingga harus ada kebijakan perubahan pola konsumsi dan produksi kita agar situasi planet kita membaik.

Tentang Pemanasan Global dan Fakta-fakta Menariknya:

Orang Indonesia Tak Percaya Bahwa Pemanasan Global Akibat Manusia

Pemanasan global pun kembali menjadi topik yang penting dalam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (22/9/2019). Laporan itu mmeperlihatkan bahwa 2019 merupakan tahun yang mengalami suhu terpanas sejak 2015. Hal itu menjadi pengingat dunia untuk menjaga bumi dari perubahan iklim.

Hal tersebut pun mengakibatkan yaitu, PBB mengeluarkan sebuah peringatan kepada penduduk bumi bahwa manusia hanya memiliki kurang dari 10 tahun untuk mitigasi bencana terbesar akibat pemanasan global saat ini dan para anggota PBB akan mendorong negara-negara untuk meningkatkan target pengurangan gas rumah kaca. Penasarankah bagaimana perubahan yang terjadi akibat pemanasan global?

Berikut ini berbagai fakta menarik tentang pemanasan global warming (pemanasan global):

1. Penyebab Pemanasan Global

Pemanasan global sendiri terjadi dikarenakan emisi gas karbondioksida dari efek rumah kaca (ERK) dari aktivitas manusia . Peristiwa ERK ini pun memerangkap sebagian dari panas matahari di atmosfer bumi. Perihal itu disebabkan olej aktivitas manusia, seperti penggunaan bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi dan gas alam).

Tak cuma itu, penyebab yang lain karena ulah manusia ialah penebangan hutan, limbah industri, limbah peternakan dan pertanian, serta penggunaan listrik.

2. Pemanasan Global Terjadi Lebih Cepat

Adanya kenaikan pada suhu bumi sebesar 7 derajat Celsius pada 2100 membuat bumi terancam karena peningkatan 1 derajat Celsius dapat menyebabkan gelombang panas, kekeringan, banjir, dan siklon tropis. Suhunya yang lebih tinggi menyebabkan mencairnya lapisan es hingga akhirnya mempercepat pemanasan global.

3. Gletser di Greenland Antartika Menurun

Keberadaan gletser ataupun bongkahan es penting loh, Detikers. Faktanya, pada Minggu (22/9/2019), gletser Pizol di Pegunungan Glarus, Switzerland Timur, telah kehilangan 80 persen dari volumenya.

Bila tingkat memeleh dari gletser meningkat, maka kenaikan air laut cepat akan berdampak pada sekitar 50 juta orang yang hidup tinggal di kawasan pantai yang rendah dan kota-kota besar dunia, seperti London, New York, dan Shanghai. Fenomena yang lainnya pun terjadi penurunan es di Kutub Utara sekitar 12 persen per dekade selama 40 tahun terakhir.

4. Karbondioksida Meningkat

Karbon dioksida yang termasuk gas yang paling umum dihasilkan oleh aktivitas manusia. Faktanya bahwa, tingkat karbon dioksida atmosfer pada Maret 2019 sekitar 411,97 bagian per juta gas dan masih meningkat hingga sekarang.

5. Kepunahan Satwa

Diperkirakan sebanyak sekitar 1 juta spesies hewan di bumi terancam punah karena perubahan iklim. Bila terjadi kepunahan, perihal itu akan berdampak pada perubahan ekosistem dalam kehidupan dunia.

5.Upaya Mengurangi Pemanasan Global

Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dapat mengurangi pemanasan global dan perubahan iklim:

– Mulai dengan meninggalkan pembalut dan tampon bagi wanita.

– Makanlah makanan yang sehat, seperti buah dan sayur.

– Hemat dalam penggunaan air.

– Berhenti untuk membeli kemasan plastik.

– Hemat dalam penggunaan listrik.

– Bepergian dengan menggunakan kendaraan umum.

– Hijaukan lingkungan sekitar dengan menanam dan merawat tumbuhan.

– Beri tahu dan didik para generasi penerus serta orang lain untuk memahami lingkungan hidup.

Solusi Yang Bisa Dilakukan

Orang Indonesia Tak Percaya Bahwa Pemanasan Global Akibat Manusia

Conversation International yang menjelaskan bahwa alam adalah solusi yang paling baik dalam menangani perubahan iklim. Hutan tropis begitu efektif untuk menyimpan karbon dan mencegah skenario perubahan iklim terburuk. Namun disayangkan, solusi berbasis alam masih cuma menerima 2 persen dari seluruh pendanaan iklim. Padahal berdasarkan laporan Conversation solusi iklim alami seperti mengakhiri deforestasi dan memulihkan hutan yang terdegradasi, pada tingkat global, dapat menciptakan 80 juta lapangan kerja, membawa 1 miliar orang keluar dari kemiskinan serta menambah 2,3 triliun dolar Amerika dalam pertumbuhan produktif. Oleh karena itu, Conservation bekerja mencapai deforestasi nol-bersih di Amazonia pada tahun 2020 untuk melindungi sumber daya penting, mengurangi perubahan iklim dan meningkatkan kemakmuran bagi masyarakat. Conservation International pun menasihati lebih dari 20 negara untuk membantu menempa Perjanjian Paris, pakta iklim pertama dari jenisnya yang mengakui peran kunci yang harus dimainkan oleh alam dalam setiap solusi perubahan iklim.