Kurangnya Sikap Menghargai Hak Asasi Binatang

Kurangnya Sikap Menghargai Hak Asasi Binatang – Kesadaran pada kesejahteraan hewan (kesrawan) kepada masyarakat luas khususnya pecinta hewan anjing dan kucing harus terus ditingkatkan. Kesadaran ini akan mendorong pemilik untuk terbiasa merawat hewan kesayangannya dengan cara yang benar, untuk membuat kualitas hidup yang baik untuk hewan dan pemiliknya.

Setidaknya ada lima poin kebebasan dalam Kesejahteraan Hewan yang diakui secara Internasional yakni bebas dari lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, cedera dan penyakit, bebas dalam  mengekspresikan tingkah laku normal,  dan bebas dari rasa takut. https://beachclean.net/

Kurangnya Sikap Menghargai Hak Asasi Binatang

Drh. Novi Wulandari mengatakan, tidak memanusiakan peliharaan harus sudah ditanamkan semenjak dini ke seluruh pemilik hewan peliharaan. Hal ini pun perlu untuk dilakukan agar tidak terjadi pemeliharaan yang sembrono yang mengakibatkan gangguan kesehatan hingga kematian pada hewan peliharaan. ”Hewan peliharaan pun memiliki hak untuk hidup dengan kualitas nutrisi terbaik dan limpahan kasih sayang,” kata Drh. Novi yang di dalam rangkaian kegiatan perayaan 50 tahun Anniversary Royal Canin. 

Jeremy Sassoon, General Manager Philippines, Indonesia and Malaysia Cluster PT Royal Canin mengatakan, menjadi pemilik hewan kesayangan harus bertanggung jawab, melalui: nutrisi yang baik, edukasi yang seimbang, menghindari anthropomorphism (hewan kesayangan bukan manusia, dan kita harus menghargai sifat alaminya), membawa hewan kesayangan secara rutin ke dokter hewan untuk memeriksakan kesehatan dan mencegah dari penyakit serta bermain dengannya untuk mendukung aktivitasnya. Bagi anjing, ia pun percaya bahwa penting sekali untuk membawanya keluar dari rumah untuk melakukan aktivitas bersama.

Perihal ini sangat relevan dilakukan di Indonesia, karena dia melihat banyak anjing yang mengalami obesitas. Seringkali pemilik tidak menyadari bahwa obesitas dapat memicu gangguan kesehatan (diabetes, gangguan sendi, tulang, ligament dan berkurangnya mobilitas, gangguan kulit, gangguan jantung, kesulitan bernafas).

”Hari ini adalah saat yang baik untuk mengingatkan resiko-resiko tersebut dengan melakukan dog walk dan mendorong pemilik anjing kesayangan yang bertanggung jawab,” katanya.

Karenanya itu, kata Jeremy, Strategy Royal Canin selalu menciptakan nilai di ekosistem. Dia mempercayai kebersamaan dan memberikan nilai kepada yang lain, maka mereka pun akan menciptakan nilai untuknya dan sukses jangka panjang.

Dia menyebut, ekosistem yang dimaksud amat luas yakni meliputi: pemilik pet shop, dokter hewan, pembiak, institusi, asosiasi anjing dan kucing dan tentu saja pemilik dan hewan kesayangannya. Semua Layanan yang diberikan ini memiliki satu tujuan utama : untuk membuat dunia yang lebih baik untuk hewan kesayangan(to make a better world for pets).

”Untuk mewujudkannya, kami mencoba menyediakan nutrisi terbaik yang akan menjawab kebutuhan-kebutuhan kucing dan anjing. Ini adalah misi utama kami, DNARoyal Canin sejak 50 tahun yang lalu,” katanya.

Dia pun meguraikan bagaimana, sejarah Royal Canin sebagai salah satu pionir nutrisi kesehatan untuk anjing dan kucingbermula di tahun 1968, dimana seorang dokter hewan, Dr Jean Cathary dari Perancis Selatan berkeyakinan kuat bahwa nutrisi sangat berpengaruh terhadap kesehatan hewan kesayangan. Lalu kemudian menciptakan produk pertamanya serta mendaftarkan merek ROYAL CANIN dengan filosofi “Dog and Cat First” dan “Knowledge and Respect”.

Era 90an melahirkan program nutrisi berdasarkan ukuran, umur anjing dan ras terutama untuk kucing Persian, karena keunikan cara makannya sehingga membutuhkan bentuk kibble khusus.

Saat tahun 2002 sampai saat kini, Royal Canin menjadi bagian dari Mars Inc. dan merupakan salah satu dari merek-merek Mars Inc. dengan omzet milyaran dollar. Visi jangka panjang dan saling bersinergi menjadikan Royal Canin semakin kokoh dalam berinovasi dan menerapkan filosofi kami dengan menciptakan produk VET untuk hewan kesayangan yang membutuhkan diet khusus karena menderita penyakit tertentu seperti gangguan kulit, pencernaan, ginjal, jantung, diabetes dll.

Tak cuma produk nutrisi kesehatan, inovasi dan riset Royal Canin pun meluncurkan alat GHA, scan DNA anjing untuk membantu dokter hewan menganalisa kesehatannya dan berdasarkan kode genetic untuk membuat perencanaan dalam menjaga kesehatan anjing sebagai komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup anjing dan kucing melalui ilmu pengetahuan.

Hargai Hak Asasi Binatang, Hargai Kehidupan:

Istilah Hak Asasi Binatang mulai populer sejak tahun 1965 hingga awal 1970-an. Istilah ini mulanya di populerkan oleh Richard Rider, Brophy Ruth Horisson dan Robert Garner. Bahkan setiap 15 Oktober dunia memperingati hari itu sebagai hari Hak Asasi Binatang ( Day Animal Rights).Penelitian menunjukan, perilaku buruk pada hewan alias zoosadism menggambarkan pribadi ber-IQ rendah, punya kecenderungan jadi pemerkosa dan pembunuh. Baca Psyichology Of Animal Torturer.

Kurangnya Sikap Menghargai Hak Asasi Binatang

Binatang masih dipandang sebagai objek kekerasan oleh manusia. Dilansir dari media berita,  sekitar 1 juta hewan peliharaan mengalami kekerasan setiap tahun, 20 Juta hewan jadi bahan eksperimen di Amerika Serikat, 115 juta hewan terbunuh untuk uji bahan kimia, obat, kosmetik, dan makanan setiap tahun.

Berikutnya salah satu sumber merilis perilaku kekerasan yang di lakukan oleh manusia terhadap binatang. 70% perilaku kekerasan terhadap hewan adalah mereka yang memiliki catatan kriminal, sementara 30% kekerasan di lakukan oleh anak-anak.

Indonesia selaku negara yang agraris, tentu persinggahan satwa sangat banyak dan regulasinya pun ada. Pasal 320 KUHP tentang perlindungan hewan, UU No 18 Tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan, UU No 5 Tahun 1990 tentang konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.

Regulasi diatas belum disadari oleh masyarakat Indonesia untuk menghargai hewan sebagi bagian dari mahluk hidup. Terbukti di Manado sendiri, perilaku manusia terhadap hewan diberlakukan sesadis mungkin, hilang harkat martabat hak asasi binatang. Penyiksaan dan membunuh dengan cara-cara sadispun terpublis di berbagai media sosial.

Penjaraan atas burung masih banyak terjadi, perburuan satwa liar atas dasar agresifitas manusia. Tersisah hanyalah kepunahan pelan-pelan. Adu domba ayam yang dijadikan sebagai budaya dari sebagian orang yang mengatasnamakan local wisdom.

Perlidungan Hewan Dalam Agama

Islam yang meletakan berbagai kaidah bagaimana bersikap yang adil dan baik kepada binatang. Perihal ini dikarenakan, pada dasarnya, satwa memiliki hak yang sama seperti mahluk Allah yang lain.

Dalam Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim, yang dinukilkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda,” Janganlah jadikan hewan yang bernyawa itu sebagai sasaran (tembak dan panah).

Lalu, dalam sunah A-Nasa, Rasulullah bersabda,” Barang siapa yang membunuh burung lantas tidak menggunakan sebaik-baiknya niscaya Allah memintai pertanggunjawaban itu di hari kiamat.

Sedangakan dalam Alkitab Keluaran 23:4,5; Ulangan 22:10; dan 25:4, Allah memberikan hukum kepada bangsa Israel agar binatang mendapat cukup istirahat, makanan, perhatian, dan perlindungan.

Walau saja dalam Alkitab menganjurkan untuk menggunakan binatang secukupnya untuk keperluan makanan dan dijadikan pakaian.

Leo Tolstoy, seorang penulis Rusia, mengatakan membunuh dan memakan binatang itu,”tidak bermoral. Argumentasi yang di kemukan Tolstoy cukup menimbulkan perdebatan dari kalangan konservatif Rusia.

Demikian juga Mahatma K Gandhi sang revolusioner India, menolak untuk memakan dagin karena dalam ajaran Hindu membunuh binatang sama dengan membunuh mahluk ciptaan tuhan. Gandhi sendiri adalah seorang vegetarian, dia menolak memakan dagin tapi bisa mengkomsumsi ikan.

Binatang Sebagai Kendaraan Perang Jaman Dulu

Hubungan diantara manusia dengan binatang begitu erat, saling mengisi kebutuhan. Terbukti dengan berbagai literatur perang di belahan dunia jaman dulu, burung di jadikan alat untuk pembawa surat, kuda, dan gajah sebagai motor penembus Km perjalanan.

Senyata, bagaimana jika tak ada hewan waktu itu? Perjalanan darat pasukan Romawi ke Arab pasti tersendat. Perang salib pun akan lain cerita jika tidak ada Kuda untuk menunggangi para kaisar saat itu.